Membangun Sistem Keamanan Siber di IKN Demi Kemajuan Bangsa
Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi proyek strategis nasional yang dirancang sebagai pusat pemerintahan baru, terletak di Kalimantan Timur. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan pemerataan pembangunan, mengatasi permasalahan tata kota di Jakarta, dan mewujudkan visi kota berkelanjutan. Seiring dengan visi IKN menjadi kota cerdas, aspek keamanan siber menjadi perhatian utama demi menjaga integritas, keandalan, dan keberlanjutan infrastruktur kritis yang mendukung kehidupan kota.
Menurut Anton Martin, S.E., M.H., penulis Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) Program Pendidikan Reguler Angkatan LXVI Lembaga Ketahanan Nasional RI (Lemhannas RI) Tahun 2024 yang berjudul "Membangun Keamanan Siber di IKN Guna Mendukung Pembangunan Nasional". Tantangan dalam pembangunan IKN mencakup ancaman siber yang terus meningkat, dijelaskan bahwa pengamanan siber bukan hanya tanggung jawab teknis, tetapi juga membutuhkan pendekatan strategis melalui sinergi berbagai pihak.
Dalam konteks kota cerdas, teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data, dan artificial intelligence menjadi landasan untuk meningkatkan layanan publik. Namun, hal ini sekaligus membuka peluang bagi serangan siber, seperti malware dan ransomware, yang dapat merusak infrastruktur dan mengancam stabilitas layanan. Oleh sebab itu, membangun keamanan siber harus dimulai sejak tahap perencanaan IKN.
Anton Martin menegaskan pentingnya kerangka kebijakan yang kokoh untuk menghadapi ancaman tersebut. Beberapa regulasi penting telah disiapkan, termasuk Strategi Keamanan Siber Nasional, namun peraturan ini perlu diperkuat dengan Undang-Undang Keamanan Siber agar mampu menyesuaikan perkembangan teknologi yang cepat. Tanpa langkah ini, keamanan data pribadi dan infrastruktur kritis di IKN berisiko besar.
Selain regulasi, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam membangun ekosistem keamanan siber di IKN. Pemerintah, lembaga terkait, industri, dan masyarakat perlu bersinergi untuk menciptakan solusi inovatif. Penguatan kapasitas sumber daya manusia juga menjadi kebutuhan mendesak, mengingat Indonesia masih menghadapi defisit tenaga ahli keamanan siber. Program pelatihan dan pengembangan keahlian siber diharapkan dapat menjawab kebutuhan ini.
Salah satu rekomendasi utama dalam Taskap ini adalah penerapan sistem keamanan berlapis pada seluruh infrastruktur teknologi IKN. Dengan pendekatan ini, setiap celah kerentanan dapat diminimalisir melalui mekanisme deteksi ancaman yang proaktif dan respons insiden yang terkoordinasi. Langkah ini bertujuan tidak hanya untuk melindungi aset digital kota, tetapi juga untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan investor.
Keamanan siber yang andal akan mendukung keberlanjutan ekonomi digital Indonesia dan menarik lebih banyak investasi asing. Dalam hal ini, IKN tidak hanya menjadi simbol kemajuan bangsa, tetapi juga menjadi model percontohan bagi kota-kota lainnya di Indonesia.
Kertas Karya Ilmiah ini juga menekankan perlunya peningkatan anggaran keamanan siber yang masih jauh dari kebutuhan ideal. Dengan komitmen pendanaan yang lebih baik, pemerintah dapat mempercepat transformasi digital di IKN serta memastikan keamanan warganya dari ancaman global.
Melalui berbagai langkah strategis yang diusulkan, Anton Martin optimis bahwa IKN dapat menjadi kota cerdas yang aman dan tangguh. Beliau berharap ide-ide ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan IKN yang berfungsi sebagai penggerak ekonomi dan inovasi nasional.
Dengan keamanan siber yang kokoh, IKN dapat memenuhi visinya sebagai kota masa depan yang inklusif dan berkelanjutan. Naskah ini tidak hanya relevan bagi pengembangan IKN, tetapi juga dapat menjadi referensi penting dalam membangun kebijakan keamanan siber nasional.