Data Katalog
Jumlah Pengunjung | : | 452 |
Jenis Bahan Pustaka | : | Monograf |
Jenis Koleksi | : | Koleksi Biasa |
Nomor Panggil | : | 781.621 MAH m |
Pengarang | : | Mahdi Bahar |
Judul | : | Musik Perunggu Nusantara |
Edisi | : | 1 |
Penerbitan | : | Sunan Ambu STSI Press |
Deskripsi Fisik | : | xxiii + 359 hal.; 23 cm. |
Subjek | : | Kesenian Minangkabau |
Catatan | : | Buku ini awalnya merupakan disertasi berjudul "Perkembangan Budaya Musik Perunggu Minangkabau di Sumatera Barat" yang penulis selesaikan pada tahun 2003 untuk memperoleh derajat Doktor dalam Ilmu Budaya (Pengkajian Seni Pertunjukkan dan Seni Rupa) pada Universitas Gadjah Mada. Sebagaimana kenyataannya masih saja terbatas jumlah penulis anak negeri ini yang membicarakan khususnya seni musik warisan leluhur sendiri, terutama musik perunggu (keluarga gong) yang bernilai sejarah, sosial-budaya atau pun religi pada berbagai suku di Nusantara hingga sekarang. Pada sisi lain telah banyak pihak asing yang memanfaatkan kekayaan bangsa itu, sehingga mereka menjadi sarjana yang kompeten di bidangnya, terutama etnomusikologi. Sebut saja misalnya Jaap Kunst, Colin McPhee, Mantle Hood, Judith Becker, Margaret J. Kartomi, Michael Tenzer, Michael B. Bakan, dan lainnya. Apabila gamelan sebagai salah satu bentuk ansambel musik perunggu di Nusantara telah banyak dikaji dalam berbagai sisi, tidak demikian halnya terhadap musi perunggu di luar musik gamelan kebudayaan Jawa, Bali, atau Sunda. Salah satu di antara yang belum dikaji secara lebih jauh dan mendalam adalah kebudayaan musik perunggu Minangkabau. Pada sisi lain diketahui, bahwa musik perunggu yang menjadi kebanggaan suku-suku bangsa di Asia Tenggara pada umumnya ini ternyata telah menjadi bagian dari kebudayaan ras proto-Melayu yang bermigrasi dari daratan Asia ke Nusantara, terakhir pada tahun 2000 SM. Sekaligus pula buku ini menginformasikan perubahan paradigma yang menyatakan, bahwa kebudayaan perunggu di Nusantara berasal atau diimpor dari Dongson. Kenyataan yang demikian termasuk sebagai salah satu hasil kajian yang dimuat dalam karya ini, di samping membicarakan musik perunggu kebudayaan Minangkabau itu sendiri. Melalui kajian itu pula dapat diketahui, bahwa pembentukan ansambel musik perunggu di Nusantara ternyata mempunyai latar belakang sejarah dan budaya yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya pada masa lampau. Kajian tersebut sekaligus jadi alasan kenapa buku ini ditulis, dan hal itu perlu diketahui khususnya bagi mahasiswa ataupun dosen, terutama bidang etnomusikologi, sejarah, dan arkeologi, serta pada umumnya pihak yang melibatkan diri di bidang seni. |
ISBN / ISNM / ISSN | : | 978-979-8967-26-9 |
DDC | : | 781.621 |
JUMLAH EKSEMPLAR | : | 0 |
Cover | : | |
TAG | IND 1 | IND 2 | VALUE |
245 | # | # | $a Musik perunggu Nusantara $b :perkembangan budayanya di Minangkabau |
100 | # | # | $a Mahdi Bahar |
260 | # | # | $a Bandung $b Sunan Ambu STSI Press $c 2009 |
300 | # | # | $a xxiii + 359 hal.; 23 cm. |
250 | # | # | $a 1 |
500 | # | # | $a Buku ini awalnya merupakan disertasi berjudul "Perkembangan Budaya Musik Perunggu Minangkabau di Sumatera Barat" yang penulis selesaikan pada tahun 2003 untuk memperoleh derajat Doktor dalam Ilmu Budaya (Pengkajian Seni Pertunjukkan dan Seni Rupa) pada Universitas Gadjah Mada. Sebagaimana kenyataannya masih saja terbatas jumlah penulis anak negeri ini yang membicarakan khususnya seni musik warisan leluhur sendiri, terutama musik perunggu (keluarga gong) yang bernilai sejarah, sosial-budaya atau pun religi pada berbagai suku di Nusantara hingga sekarang. Pada sisi lain telah banyak pihak asing yang memanfaatkan kekayaan bangsa itu, sehingga mereka menjadi sarjana yang kompeten di bidangnya, terutama etnomusikologi. Sebut saja misalnya Jaap Kunst, Colin McPhee, Mantle Hood, Judith Becker, Margaret J. Kartomi, Michael Tenzer, Michael B. Bakan, dan lainnya. Apabila gamelan sebagai salah satu bentuk ansambel musik perunggu di Nusantara telah banyak dikaji dalam berbagai sisi, tidak demikian halnya terhadap musi perunggu di luar musik gamelan kebudayaan Jawa, Bali, atau Sunda. Salah satu di antara yang belum dikaji secara lebih jauh dan mendalam adalah kebudayaan musik perunggu Minangkabau. Pada sisi lain diketahui, bahwa musik perunggu yang menjadi kebanggaan suku-suku bangsa di Asia Tenggara pada umumnya ini ternyata telah menjadi bagian dari kebudayaan ras proto-Melayu yang bermigrasi dari daratan Asia ke Nusantara, terakhir pada tahun 2000 SM. Sekaligus pula buku ini menginformasikan perubahan paradigma yang menyatakan, bahwa kebudayaan perunggu di Nusantara berasal atau diimpor dari Dongson. Kenyataan yang demikian termasuk sebagai salah satu hasil kajian yang dimuat dalam karya ini, di samping membicarakan musik perunggu kebudayaan Minangkabau itu sendiri. Melalui kajian itu pula dapat diketahui, bahwa pembentukan ansambel musik perunggu di Nusantara ternyata mempunyai latar belakang sejarah dan budaya yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya pada masa lampau. Kajian tersebut sekaligus jadi alasan kenapa buku ini ditulis, dan hal itu perlu diketahui khususnya bagi mahasiswa ataupun dosen, terutama bidang etnomusikologi, sejarah, dan arkeologi, serta pada umumnya pihak yang melibatkan diri di bidang seni. |
020 | # | # | $a 978-979-8967-26-9 |
084 | # | # | $a 781.621 |
650 | # | # | $a Kesenian Minangkabau |
090 | # | # | $a 781.621 MAH m |
Format Katalog
Data Koleksi
No. Induk | Akses | Ketersediaan | Lokasi | Nomor Barcode |
---|---|---|---|---|
Tidak ditemukan hasil. |