Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5

19

         makin banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan politik;
         Perubahan-perubahan struktur kelas sosial, masalah siapa yang
         berhak berpartisipasi dan pembuatan keputusan politik menjadi
         penting dan mengakibatkan perubahan dalam pola partisipasi politik;
         Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi masa modern, ide
         demokratisasi partisipasi telah menyebar ke bangsa-bangsa baru
         sebelum mereka mengembangkan modernisasi dan industrialisasi
         yang cukup matang; Konflik antar kelompok pemimpin politik, jika
         timbul konflik antar elit maka yang di cari adalah dukungan rakyat,
         terjadi perjuangan kelas menentang kaum aristrokrat telah menarik
         kaum buruh dan membantu memperluas hak pilih rakyat;
         Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi
         dan kebudayaan, meluasnya ruang lingkup aktifitas pemerintah
         sering merangsang timbulnya tuntutan-tuntutan yang terorganisir
         akan kesempatan untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan
         politik.'4

         c. Konsep Kepemimpinan Nasional yang Integratif
                  Pola pikir, pola sikap dan pola tindak sebagai negarawan

         merupakan esensi dari kepemimpinan nasional Indonesia yang
         integratif. Konsep ini menghendaki pemimpin untuk berfikir sebagai
         negarawan; bersikap sebagai negarawan; dan bertindak sebagai
         negarawan.415 Elit kepemimpinan nasional harus dapat menentukan
         sasaran dan strategi kepemimpinan, serta norma-norma yang sesuai
         dengan perkembangan rakyat Indonesia dan situasi kondisi di dalam
         maupun di luar negeri. Selanjutnya, para pemimpin/elit tersebut
         perlu memahami, menghayati dan menerapkan sistem manajemen
         nasional (know to do the things right).

14A. Rahman H.l, 2007, “Sistim Politik Indonesia", (Yogyakarta: Graha Ilmu), him. 286.
15Adi Sujatno, 2013, "Teori-Teori Kepemimpinan", (Jakarta: Lemhannas Rl), him. 81-83
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10