Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

70

    Kedua, kenyataan terjadinya penyempitan makna pendidikan di
 lapangan. Pendidkan telah diarahkan pada pembentukan pribadi
 yang cerdas secara individual dan mengabaikan spiritual yang
 mampu membangun karakter. Juga dengan kenytaan bahwa
 pendidikan lebih diorientasikan pada aspek kognitif saja,
 sedangkan aspek afektif dan psikomotor seringkali diabaikan.

    Ketiga, pendidikan yang diselengarakan saat ini masih
 didominasi oleh dogma, dalil, dan ajaran barat. Padahal di
 Indonesia kearifan lokal bisa dijadikan sumber untuk menambah
khazanah pengetahuan dan bukan tidak mungkin menjadi dalil
yang dapat dipakai di negeri lain. Itulah sebabnya, kenapa
pendidikan budaya dan karakter bangsa menjadi penting sebagai
penegasan jati diri bangsa dan upaya menanamkan wawasan
kebangsaan yang luas dan bermakna bagi kehidupan dirinya juga
bangsanya.

    Pendidikan seharusnya mampu menghadirkan generasi yang
berkarakter kuat, karena manusia sesungguhnya dapat dididik, dan
manusia pada dasarnya adalah animal educandum, yaitu
“binatang” yang harus dan dapat dididik. Istilah pendidikan budaya
dan karakter bangsa terdiri dai tiga suku kata, yaitu pendidikan,
budaya dan karakter bangsa.

    Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai,
moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan
masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu
adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan
lingkungan alamnya. Kebudayaan memiliki sifat diwariskan dari
generasi ke generasi selanjutnya agar kebudayaan itu dapat terus
bertahan. Meskipun demikian kebudayaan juga mengalami
   11   12   13   14   15   16   17