Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9
49
pembangunan infrastruktur dan eksploitasi di kawasan subregional,
sehingga sangat memperbaiki syarat perkembangan setempat
sehingga menguntungkan semua pihak."
Sejak tercapai Persetujuan Kerangka Kerja Sama Ekonomi
Menyeluruh antara Tiongkok dan ASEAN, hubungan ekonomi dan
perdagangan antara kedua pihak berkembang pesat. Volume
perdagangan bilateral telah bertambah dari kurang lebih 60 miliar
dolar Amerika pada tahun 2002 menjadi 230 miliar dolar Amerika
pada tahun 2008. Sejalan dengan peresmian CAFTA, tarif bea
masuk merata Tiongkok terhadap produk ASEAN akan diturunkan
dari 9,8% menjadi 0,1%.
Penurunan bea masuk setelah peresmian CAFTA tidak hanya
meningkatkan volume perdagangan bilateral, juga mengoptimalkan
struktur perdagangan kedua pihak. Walaupun ekspor menduduki
posisi penting dalam ekonomi Tiongkok maupun ekonomi ASEAN,
namun antara kedua pihak masih terdapat banyak produk dan
industri yang bersifat saling melengkapi. Misalnya, ekspor Tiongkok
di bidang-bidang perkapalan, baja dan besi, tekstil dan pakaian serta
produk porselin mengalami pertumbuhan pesat. Sementara itu,
impor produk tembaga, karet serta kakao oleh Tiongkok juga tumbuh
pesat.
3) Terorisme dan Radikalisme Musuh Bersama ASEAN38.
Penanganan terorisme dan radikalisme menjadi prioritas bagi
Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN). Kerja sama
antara negara-negara anggota ASEAN, diantaranya antara
Indonesia dengan Filipina, Malaysia, dan Singapura- telah menjadi
dasar bagi pengembangan kerjasama serupa dalam 'Komunitas
Politik-Keamanan ASEAN'. Munculnya pernyataan bahwa musuh
bersama ASEAN adalah terorisme dan radikalisme, sehingga
terorisme bisa menjadi isu utama dalam pembicaraan di komunitas
3S Terorisme dan Radikalisme Musuh Bersama Asean diakses dari
http://www.nextindonesia.com/news/peristiwa/13017/terorisme-dan-radikalisme-musuh-
bersama-asean/ tanggal 15 April 2011

