Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
57
juta ton, sedangkan produksi perikanan tangkap maksimum
hanya 100 juta ton/Tahun. Untuk sub sektor budi daya
harus mengisi kekurangan tersebut yaitu19,6 juta ton pada
Tahun 2000, 37,5 juta ton pada Tahun 2010 dan 62,4 juta ton
pada Tahun 2025. Hal ini diikuti pula dengan perubahan
pola konsumsi masyarakat yaitu terjadinya pergeseran
komposisi jenis makanan yang dikonsumsi dari jenis
makanan daging (red meat) ke produk hasil perikanan
(White meat) dengan kandungan kolesterol rendah dan
protein tinggi. Memperhatikan hal-hal tersebut diatas maka
pengembangan dan pemanfaatan sumber daya perikanan
saat ini menjadi semakin penting dan strategis karena dapat
memacu pertumbuhan perekonomian nasional.22
b. Kendala.
1) Kebijakan pembangunan dan Political Will
Pemerintahan masih belum berpihak pada maritim masih
berfokus ke darat (agraris) hal ini dapat dilihat dengan
adanya perubahan kebijakan dari gerakan pembangunan
perikanan menjadi Revitalisasi Pertanian Perikanan dan
Kehutanan (RPPK). Disamping itu rancangan undang-
undang (UU) kelautan hingga saat ini masih terkatung-katung
tidak ada kepastian. Hal inilah yang menjadi kendala dalam
upaya menggerakkan perekonomian melalui sektor
kemaritiman.23
2) Tehnologi eksplorasi dan pengelolaan sumber
kekayaan alam disektor maritim yang dimiliki Indonesia masih
sangat terbatas dan masih tergantung kepada asing terutama
eksplorasi yang memerlukan teknologi tinggi dan
membutuhkan dana investasi yang cukup besar. Eksplorasi
dan pengelolaannya dilakukan melalui for results (bagi hasil)
22Tingkat konsumsi ikan : peluang, hambatan dan strategi www. Wpi.kkp.go.id.
2009/12/10 disunting tgl 15 September 2013.
23Kebijakan publik www ala dewa. com.2009/12/10 disunting tgl 15 September 2013.