Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
pandangan yang berbeda tanpa terpisah secara sosial atau tidak. Jika
penggolongan politik mengakibatkan pengkotak-kotakan nasional dan
merosot menjadi perselisihan alot antara partai-partai politik (seperti
yang terlihat di Inggris dan Amerika Serikat), terdapat sebuah resiko
bahwa Singapura akan hanya menjadi sebuah Negara biasa dengan
masalah-masalahnya yang sama dengan apa yang dialami oleh
negara-negara barat.
Namun jika para pemimpin Negara di dalam pemerintahan dan
di dalam Tentara dapat membawa warga Singapura dan memperkuat
solidaritas nasional, dengan meningkatkan tingkat pendidikan,
meningkatkan performa dan memiliki orang-orang terbaik di pekerjaan-
pekerjaan yang terbaik atau memiliki pekerjaan yang terpenting.
Prinsip meritokrasi yang telah bermanfaat bagi Singapura di masa lalu
harus berlanjut menjadi sebuah Paradigma Nasional sampai
ditemukan dan diperkenalkannya sistem baru dan terbukti lebih baik.
Bapak Lee Kuan Yew49 menjelaskan bahwa ‘seiring pertumbuhan
Singapura yang menjadi lebih bersegmen, dengan tingkat pendidikan
yang berbeda-beda, anda tidak akan menemukan sebuah massa
masyarakat homogen yang akan mendukung sebuah kebijakan
tunggal’. Diharapkan para pemimpin Negara sekarang agar mampu
menghasilkan kebijakan-kebijakan yang melayani kepentingan-
kepentingan yang berbeda-beda. Mantan Perdana Menteri Lee Kuan
Yew dan Goh Chok Tong bersama-sama mengundurkan diri dari
cabinet tidak lama setelah Pemilihan Umum untuk memberikan
Perdana Menteri Lee Hsien Loong kesempatan untuk mempunyai awal
yang baru dengan kabinetnya yang juga baru.
h. Hankam. Situasi keamanan di Singapura bertambah baik.
Hubungan pertahanan dan keamanan dengan tetangga-tetangganya
terutama Indonesia menjadi jauh lebih kuat. Walaupun demikian,
Singapura harus tetap waspada terhadap ancaman-ancaman bagi
keamanan negara, terutama ancaman teroris transnasional.
49Straits Times 7 Sep 2011 A Cost Of Divisiveness
62