Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14
56
nasionat plus 3 Partai lokal Aceh. Situasi politik pada Pemilu tahun 2014
dimungkinkan lebih panas dibanding Pemilu 2009 karena semua Partai
Politik akan mengerahkan segala kekuatan dan kemampuan untuk
kemenangan Pemilu menginggat akan berlangsung suksesi
kepemimpinan nasional tanpa adanya Capres incumbent. Hal ini tentu
beresiko memunculkan konflik kepentingan yang lebih berdasarkan
kepentingan elit dibanding cenminan kepentingan rakyat dalam
pengelolaan sumber daya negara diantaranya memanfaatkan BUMN,
yang dapat dijadikan ‘sapi perah’ untuk pembiayaan partai menjelang
Pilpres 2014 atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki BUMN
untuk kepentingan partai dominan atau partai tertentu. Sebagai
perusahaan negara milik rakyat dan milik semua golongan, hendaknya
BUMN bertindak netral dan tidak terjebak dalam panasnya arus politik
dalam Pilpres 2014 terlebih-lebih masuk dalam lingkaran elit kekuasaan
atau elit partai tertentu.
f. Gatra Ekonomi.
Mengingat krisis ekonomi ‘kecil’ yang sedang terjadi di Indonesia
baru-baru ini dimana IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan ) jatuh dan
melemahnya tingkat nilai rupiah terhadap mata uang asing, khususnnya
Dollar, disebabkan karena tingginya kebutuhan import. Tingginya
kebutuhan import karena gaya hidup masyarakat meningkat , akibat dari
pertumbuhan ekonomi Rl yang meningkat (6,3%), sehingga daya beli
masyarakatpun meningkat. Tapi sayangnya perilaku masyarakat
cenderung mengabaikan produk-produk dalam negeri akibat ‘bujukan’
produk luar yang membanjiri pasar dalam negeri. Ditambah bahan pokok
rakyatpun terkendala, seperti beras, gula dan daging sapi, terlebih-lebih
kedelaipun menjadi langka. Mengingat hal ini BUMN dalam sektor pangan
seperti BULOG harus dengan sigap mengantisipasi dan menstabilkan
harga serta mengamankan ketersediaan kebutuhan bahan pokok untuk
kepentingan masyarakat. Dilain sisi, BUMN yang berorientasi eksport
seperti PT.Perkebunan Nusantara V memperoleh manfaat besar akibat
kenaikan kurs dollar terhadap rupiah dari hasil eksport karet ke luar negeri.

