Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12
tertentu dengan membingkainya sedemikian rupa untuk mempengaruhi
opini publik. Media memiliki kekuatan melalui proses pembingkaian
(framing), teknik pengemasan fakta, penggambaran fakta; pemilihan
angle, penambahan atau pengurangan foto dan gambar, dan lain-lain.
10. Tinjauan Pustaka.
Kajian Teori tentang propaganda telah dilakukan oleh beberapa peneliti
salah satunya adalah R. A. Santoso Sastropoetro. Sastropoetro (1983) dalam
bukunya yang berjudul Propaganda Salah Satu Bentuk Komunikasi,
mendefinisikan propaganda sebagai suatu penyebaran pesan yang terlebih
dahulu telah direncanakan secara seksama untuk mengubah sikap, pandangan,
pendapat, dan tingkah laku dari penerima (komunikan) sesuai dengan pola yang
telah ditetapkan oleh komunikator. Dari definisi tersebut, Sastropoetro
berpendapat setidaknya ada tujuh elemen yang ada dalam sebuah propaganda.
Elemen-elemen tersebut, adalah (1) adanya komunikator yang menyampaikan
informasi atau pesan dengan isi dan tujuan tertentu; (2) adanya komunikan atau
orang yang menerima informasi yang diharapkan menerima pesan dan
selanjutnya melakukan sesuatu sesuai pola yang ditentukan oleh komunikator;
(3) adanya kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan
tujuan yang hendak dicapai; (4) adanya pesan tertentu yang telah dirumuskan
untuk mencapai tujuan secara efektif; (5) adanya sarana atau medium; (6)
adanya teknik yang selektif; dan (7) adanya kondisi dan situasi yang
memungkinkan dilakukannya propaganda.
Pada tahun 1997, Douglas Walton dalam jurnalnya yang berjudul What is
Propaganda, and What Exactly is Wrong With It? menjelaskan bahwa
propaganda merupakan upaya untuk menggugah emosi dan logika seseorang
atas suatu permasalahan atau suatu isu agar mendapatkan dukungan dari
sasaran tersebut. Penggunaan istilah propaganda dalam suatu kegiatan
cenderung memiliki konotasi negatif karena propaganda dipandang
mengandung suatu informasi yang tidak berdasar, tidak dapat dipercaya, dan
cenderung menyesatkan.
30

