Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
48
sirkus bahwa apa pun. Sekarang ditandai dengan ketidakstabilan politik,
kepemimpinan politik yang udik dan juga menggambarkan suatu hidup
karikatur sindiran politik. Wilayah Afrika Barat telah menjadi landasan
korupsi belum pemah terjadi sebelumnya, praktek-praktek buruk serta
surga bagi penawaran terlarang dan jelek.
Wilayah Afrika Timur yang merupakan tuan rumah bagi negara-negara
seperti Eritrea, Somalia sekarang terbagi menjadi dua, Kenya, Uganda,
Djibouti, Rwanda dan Burundi Republik Demokratik Kongo (DRC) yang
menyerupai zona perang. Hal ini juga menjadi rumah bagi internal konflik
suku dan agama. Ada perang di DRC tumpah ke Rwanda dan Burundi,
perang di Uganda, Somalia berada dalam kelumpuhan dan akhir- akhir
ini, Kenya dalam perang tanaing melawan beberapa fundamentalis Shabab
El Somalia untuk dan atas nama seorang master mahakuasa.
Wilayah Afrika Timur demikian terjerat dalam semua celana pendek
dari lumpur jebakan sejauh bahwa masalah bekerja sama dengan seperti
daerah pada Afrika untuk Afrika secara dalam cara yang berarti menjadi
terlalu jauh jika bukan upaya sia-sia.
Afrika Selatan Sub-wilayah yang relatif damai dan negara-negara di
bagian benua Afrika bekerja sama dalam banyak cara. Bagian Selatan
terdiri dari 10 negara, yaitu: Afrika Selatan, Angola, Botswana, Lesotho,
Malawi, Mozambique, Namibia, Swaziland, Zambia dan Zimbabwe.
Sejak dekade 1990-an, kawasan Sub-Sahara Afrika telah mengalami
perubahan positif, yaitu berupa proses demokratisasi dan good governance;
penyelesaian konflik secara damai; pembangunan ekonomi untuk
penanggulangan kemiskinan; serta penyakit menular dan kelaparan.
Perkembangan lainnya adalah berupa transformasi Organization of African
Unity (OAU) menjadi African Union (AU) sebagai perwujudan komitmen
politik para pemimpin negara-negara di Afrika. Kemudian juga pembentukan
New Partnership for Africa’s Development (NEPAD) sebagai Grand Design
bagi pembangunan ekonomi Afrika. Selama ini persepsi yang berkembang
tentang Afrika adalah kemiskinan, kekeringan, narkoba, Aids, ebola, perang
saudara, uang palsu dan korupsi. Banyak persepsi, khususnya dari
pengusaha, yang skeptis untuk melakukan investasi di Afrika karena

