Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

40

 pengelolaan migas di suatu negara. 28 Sebagai contoh, IMF melalui Letter o f Intent
 (LOI) tahun 1998 berupaya meliberalisasi kegiatan hulu migas Indonesia dengan
 mensponsori terbitnya UU Migas No.22/2001 menggantikan UU Migas 08 Tahun
 1971 yang oleh berbagai kalangan dianggap sebagai pro-asing dan mengorbankan
 kepentingan nasional (Syeirazi, 2009).

         Kecenderungan global dalam bidang energi pada umumnya dan migas pada
khususnya telah, sedang dan akan terus berdampak pada pengelolaan migas nasional
baik dari sisi pasokan (supply) maupun permintaan (demand). Diperlukan sistem
pengelolaan nasional yang adaptif dan responsif sehingga migas nasional yang
jumlahnya semakin terbatas dapat dikelola sesuai dengan amanat UUD NRI 1945
demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dengan tetap menghargai perjanjian
dagang internasional yang selama ini ditandatangani dengan beberapa negara
konsumen migas dengan prinsip-prinsip yang saling menguntungkan.

17. Perkembangan Regional

         Tingkat konsumsi energi di regional Asia, yang dipimpin oleh China dan
India, meningkat 112% dalam kurun waktu 2010-2040. Dalam konteks minyak
bumi, Asia menyumbang 66% dari pertumbuhan global minyak bumi dalam dua
dekade terakhir. Sesuai dengan prediksi World Energy Outlook 2011 dari
International Energy Agency, negara sedang berkembang di Asia akan
mengkonsumsi lebih dari 85% permintaan minyak dunia dalam kurun waktu 20
tahun ke depan. Jepang dan Korea Selatan akan tetap 100% tergantung pada minyak.
China akan tergantung import untuk lebih dari 50% kebutuhannya, sedangkan India
dan Asia Tenggara akan tergantung pada impor minyak untuk 75% dari
kebutuhannya.29

         Terkait dengan gas, konsumsi Asia telah meningkat sangat signifikan dalam
dekade yang lalu akibat industri yang booming dan power generation. Asia
mewakili 70% dari pasar LNG global, dimana permintaannya meningkat lebih dari
10% per tahun. Akibatnya, permintaan yang kuat, dikombinasikan dengan harga
LNG yang dikaitkan dengan harga minyak telah mendorong harga gas yang lebih
tinggi di Asia-Pacific. Fenomena ini "diperparah" dengan loncatan peningkatan

28 Dwijowijoto, R.N (2001). Reinventing Indonesia, Jakarta, PT Elex Media Komputindo, hal 32-445
29 lihat www.eia.org diunduh tanggal 20 Mei 2014 jam 18.10
   11   12   13   14   15   16   17   18