Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2
58
dunia maya, tetapi sistem ini bisa juga dicontoh untuk membangun sistem bagi
pendeteksian jaringan terorisme yang menggunakan internet.
Penguatan basis komunitas di dunia maya (networked society) juga bisa
menjadi sebuah cara baru untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat,
terutama pengguna internet, terhadap bahaya terorisme. Salah satu contoh yang
bisa diambil adalah gerakan “Indonesia-Unite” yang berawal dari komunitas tak
berbentuk di jejaring sosial Facebook dan Twitter, yang kemudian membentuk
sebuah kekuatan sosial yang bisa membuat gerakan berkelanjutan ke luar lingkup
internet dalam bentuk kegiatan seperti pembuatan kaos, dan merchandizing
sebagai bentuk pernyataan sikap terhadap tindak terorisme.
Tumbuhnya gerakan semacam ini bisa dijadikan contoh pembangunan
komunitas yang bisa berbagi informasi tentang ancaman terorisme dan bisa
membentuk aksi nyata yang menunjang ketahanan nasional.
Gerakan semacam itu memiliki dampak yang luar biasa dalam
mempersatukan pandangan mengenai terorisme oleh masyarakat Indonesia dan
menyatukan sikap yang tidak saja terecermin dalam komunikasi mereka di internet
tetapi berkelanjutan ke jaringan mereka di luar internet yaitu dalam interaksi nyata
dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Tindakan nyata dalam interaksi
sehar-hari yang muncul dari gerakan Indonesia-Unite itu seperti pembuatan
mercandise, dari mulai striker, kaos, pin, kumpulan foto yang bisa didownload
sebagai profil facebook atau lagu-lagu yang bisa didownload dan lantas digunakan
sebagai nada dering di telepon seluler.
Semua pernik-pernik sederhana ini adalah kerja nyata dalam
mensosialisasikan pandangan dan program anti-terorisme dengan gaya yang lebih
adaptif dengan perkembangan gaya hidup generasi terbaru. Dari gerakan
Indonesia-Unite seperti ini kita bisa mendapatkan gambaran bagaimana inisiatif
yang tumbuh dari bawah bisa jauh lebih mengena karena disosialisasikan dengan
cara dan teknik yang populer, mudah dimengerti dan dipahami. Cara-cara seperti
ini bisa jadi lebih efektif daripada sekadar penyuluhan-penyuluhan, penataran atau
seminar-seminar, apalagi jika forum-forum semacam itu dilakukan dengan
pendekatan top-down yang dilaksanakan dengan metode yang sifatnya doktriner.
Poin lain yang bisa ditarik dari gerakan seperti Indonesia-Unite adalah
kemungkinan dilakukannya re-duplikasi gagasan dan gerakan sejenis di tempat

