Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17

43

 terjadi pada seluruh sektor kehidupan dapat menjadi pemicu motivasi bagi
 bangsa Indonesia, terutama bagi pemerintah pusat dan daerah agar dapat
 terus mengembangkan keunggulan dan menggali potensi daerahnya
 sehingga dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan otonomi daerah secara
 optimal. Namun demikian, perlu dipertimbangkan pula hal-hal yang dapat
 menimbulkan kerawanan terkait dengan globalisasi, antara lain penetrasi
 budaya barat yang tidak sesuai dengan etika ketimuran serta serbuan produk
 barang/jasa dari negara lain yang melemahkan pasar lokal, yang dapat
 mengakibatkan potensi SDM dan produk lokal di berbagai daerah menjadi
 sulit bersaing di pasar internasional.

 17. Pengaruh Perkembangan Lingkungan Regional.
           Regionalisme Asia Pasifik telah menyumbang banyak terhadap

 perkembangan aspek sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya di
 kawasan tersebut. Dengan visi dan misi mencapai regional governance yang
stabil dan solid, regionalisme di Asia Pasifik masih menemukan hambatan
dan tantangannya masing-masing. Institusionalisasi regional yang masih
berjalan harus didukung oleh masing-masing anggota demi tercapainya
kesepakatan dan konsensus regional yang dapat berpengaruh terhadap
pencapaian kepentingan nasional masing-masing negara. Pencapaian
menuju tahap komunitas yang terintegrasi secara penuh dengan kerangka
legal yang mengikat serta mekanisme yang harus diproses lebih lanjut,
menjadi pembelajaran tersendiri bagi Asia Pasifik apabila ingin mencapai visi
dan misinya secara utuh. Beberapa tantangan dan hambatan yang mengiringi
dinamika regionalisme di kawasan Asia Pasifik adalah terkait dengan proses
institusional isme formal dan informal tata kepemerintahan regional yang
dijalankan secara kolektif. Eksistensi suatu regionalisme sangat bergantung
pada asas kolektivitas, persamaan, dan kepercayaan yang diwujudkan dalam
bentuk institusi formal dan informal. Sebagai sebuah komunitas regional, Asia
Pasifik memiliki pengalaman tersendiri terkait dengan hambatan mekanisme
menuju regional governance yang baik. Amitav Acharya mengemukakan
pandangannya mengenai “formula ASEAN" yang berasaskan non­
intervention, yang bersifat “consensus-based decision m a k in g karakteristik
   12   13   14   15   16   17   18