Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

tercurah, namun hasil yang dipetik masih jauh dari harapan. Kiranya sebagai
 bangsa segera meiakukan m uiat sa iiro hangrosow ani (s e if corectio ri). Untuk
 itu, pembelajaran sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam berdemokrasi
selama ini perlu dirumuskan kembali secara tepat dan cerdas. Demokrasi
lahir dan tumbuh bukan dalam masyarakat yang hampa, melainkan dalam
lingkup budaya. Sementara itu, bangsa Indonesia telah memiliki budaya yang
adiiuhung. Niiai demokrasi teiah hidup dan tumbuh daiam masyarakat
Indonesia, sebagaimana diungkap oleh Hatta dalam "Demokrasi Kita", bahwa
demokrasi adalah demokrasi ekonomi. Sungguh suatu konsep yang
manusiawi, berkeadilan, menempatkan manusia sebagai hamba Tuhan dalam
kesejajaran. Desa, dusun dan nagari telah menjalankan musyawarah untuk
mencapai mufakat daiam mengatur kehidupan bersama. Kesiiauan dan
pemujaan terhadap demokrasi ala liberal yang berlangsung pada dekade
belakangan ini, lebih disebabkan oleh sikap mental warisan dari penjajahan,
yaitu sikap " m inder" dan rendah diri. Pada hal, jika kita mau belajar dari
sejarah demokrasi yang telah dilakukan oleh para founding fathers dan
generasinya teiah sukses menyelenggarakan pesta demokrasi di tahun 1955,
dengan dilandasi oleh semangat, jiwa, dan roch demokrasi. Partai politik
dengan identitas ideologi yang jelas sebagai sarana mengisi kemerdekaan
dan memperjuangkan tercapainya tujuan nasional. Eforia demokrasi
sebagaimana berlangsung pada belakangan ini yang lebih mendasarkan pada
proses dan prosedur, harus dikembaiikan kepada rumusan bernas roch
demokrasi sebagaimana dalam sila "Kerakyatan yang dipimpim oleh hikmat
kebijakasanaan dalam permusyawaratan/perwakilan" yang ditempatkan
sebagai sarana dalam mencapai "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia" sebagaimana tercantum dalam sila ke lima.
   1   2   3   4   5   6   7   8