Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI

4

perubahan iklim dan melahirkan Bali road map, salah satu isinya
adalah perlunya pengurangan emisi gas C02 dan penguatan terhadap
pengelolaan sumber daya air.

Media kompas telah menyampaikan bahwa Perubahan iklim
membutuhkan antisipasi “tahun ini anomali cuaca kembali mengancam.
Para pengamat cuaca dan iklim menyimpulkan, curah hujan dan musim
kemarau akan cenderung basah. Itu disebabkan rangkaian anomali di
kawasan sekitar Indonesia yang berdampak hingga akhir tahun.”

Dari uraian tersebut di atas telah banyak program dan kegiatan
yang sudah disiapkan dalam menghadapi perubahan iklim baik
ditingkat international, regional dan nasional yang secara langsung
berhubungan dengan masalah sumber air dan pengelolaan SDA.

Pengeloaan SDA di tanah air tercinta Indonesia ini mengalami
masalah yang sangat serius selain masalah perubahan iklim juga
diperparah dengan adanya tindakan manusia melakukan
penggundulan hutan, perubahan alih fungsi lahan di bagian hulu
daerah aliran sungai (DAS) seperti hutan dialih fungsikan menjadi
permukiman, perkotaan dan daerah industri dll, daerah rawa, danau,
situ ditimbun menjadi permukiman. Keadaan seperti ini menuntut
perlunya segera perlakuan khusus terhadap pengelolaan sumber daya
air, tidak bisa lagi dilakukan secara konsep program bussines as usual,
untuk menghindari bencana alam yang lebih besar dikemudian hari
yaitu terjadinya banjir besar pada musim hujan dan kekeringan di
musim kemarau.

Sumber air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Pencipta
yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
rakyat Indonesia. Dalam pasal 33 ayat (3) UndangUndang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyatakan bahwa sumber
daya air dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk kemakmuran
rakyat. Untuk itu sungai sebagai salah satu sumber daya air
ditempatkan pada posisi yang tidak mengenal batas administrasi,
sesuai dengan aturan dalam UU No.7/2004 dan Keppres No.12/2012
tentang Pembagian Wilayah Sungai bahwa Indonesia terbagi menjadi