Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17

29

untuk pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), sehingga PLN tepnaksa

mengunakan BBM untuk membangkitkan PLTG.

Tabel 3.4. Belanja pemerintah jusat, 2007-2013 (milyar rupiah)

                                               2007      2008  2009              2010          2011             2012             2013
                                                                                LKPP
                                               LKPP  LKPP      LKPP           1 4 8 ,0 7 8 .1  LKPP             A P BN -P        APBN
                                                                                9 7 ,5 9 6 .8
1 . B elan ja Peg aw ai                        90,425.0 112,829.9 127,669.7     8 0 ,2 8 7 .1  175,737.9 212,255.1 241,606.3
2. B e la n ja Barang                                                           8 8 ,3 8 3 .3
3. B e la n ja M od al                         54,511.4 55,963.5 80,667.9       6 1 ,4 8 0 .6  124,639.5 162,012.3 200,735.2
4. P em bayaran Bunga Utang                                                     2 6 ,9 0 2 .7
                                               64,288.7 72,772.5 75,870.8     1 9 2 ,7 0 7 .0  117,854.5 176,051.4 184,363.5
       a. Utang D alam N egeri                                                1 3 9 ,9 5 2 .9
       b. Utang Luar N egeri                   79,806.4 88,429.8 93,782.1       5 2 ,7 5 4 .1  93,262.0 117,785.4 113,243.8
5. S u b sid i
       a. Energi                               54,079.4 59,887.0 63,755.9              7 0 .0  6 6 .8 2 4 .9    8 4 ,7 4 9 .3    80,7 03 3
       b. N on Energi                                                           6 8 ,6 1 1 .1
6. B e la n ja Hi bah                          25,727.0 28,542.8 30,026.2                        2 6 .4 3 7 .1    3 3 ,0 3 6 .1   3 2 ,5 4 0 .5
7. B a n t u a n S o s ia l                                                       2 ,6 8 1 .0  2 9 5 ,3 5 8 .2  2 4 5 ,0 7 6 .3  3 1 7 ,2 1 8 .6
       a. Dana Penanggulangan B encana Alam    150,214.5 275,291.4 138,082.2    6 5 ,9 3 0 .1
       b. B an tuan M elalu i K/L                                               2 1 ,6 7 3 .0
a. B e l a n ja L a in - la in                 116,865.9 223,013.2 94,585.9   6 9 7 ,4 0 6 .4  255,608.8 202,353.2 274,743.0

                                      Jum lah  33,348.6 52,278.2 43,496.3                      3 9 ,7 4 9 .4    4 2 ,7 2 3 .1    4 2 ,4 7 5 .6

                                                                                               300.1            1 ,7 9 0 .9      3 ,6 2 1 .3

                                                 49,756.3 57,740.8 73,813.6                    7 1 ,1 0 4 .3    8 6 ,0 2 8 .0    7 3 ,6 0 8 .8
                                                   1,888.9 2,939.8 2,223.6
                                                                                               3 ,9 7 8 .3      4 ,0 0 0 .0      4 ,0 0 0 .0
                                                 47,867.4 54,801.0 71,590.0
                                                 15,621.2 30,328.1 38,926.2                    6 7 ,1 2 6 .0    8 2 ,0 2 8 .0    6 9 ,6 0 8 .8
                                               504,623.5 693,356.0 628,812.5
                                                                                               5 ,4 6 5 .4      6 8 ,5 3 5 .0    1 9 ,9 8 3 .4

                                                                                               883,721.9 1,069,534.4 1,154,380.9

Total belanja negara dalam APBN 201328 adalah sebesar Rp 1.673 T,

dengan besaran subsidi mencapai Rp 317.2 T yang meliputi subsidi energi

Rp 274.7 T dan subsidi non energi Rp 42.5 T. Subsidi energi terdiri dari

Subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 193,8 T dan subsidi listrik

sebesar Rp 80,9 T, sedangkan subsidi non energi terdiri dari subsidi

pangan, pupuk, kewajiban pelayanan publik (KAI dan PELNI), bunga kredit

dan pajak. Kebijakan yang tercemin dalam APBN saat ini memperlihatkan

bahwa subsidi energi jauh lebih besar dibandingkan dengan dana

pembangunan infrastruktur yang hanya Rp 201,3 T (di dalamnya termasuk

pembangunan infrastruktur energi sebesar Rp 62,8 T). Apabila

dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur kelistrikan yang sebesar

Rp 62,8 T, maka subsidi listrik lebih besar yaitu mencapai Rp 80,9 T. Hal ini

menunjukkan kebijakan bidang energi belum maksimal dalam

meningkatkan pembangunan infrastruktur kelistrikan yang sampai saat ini

masih belum memadai dan besarnya subsidi energi listrik ini juga

menunjukkan bahwa harga energi listrik tidak sesuai dengan

keekonomiannya.

Berdasarkan sumber daya energi yang digunakan, pada tahun 2011,

BBM menempati urutan terbesar dalam penggunaan energi, yaitu sebesar

36%, kemudian disusul oleh biomass (28%), batubara (14%), listrik (10%),

Kementerian Keuangan Rl, APBN 2013
   12   13   14   15   16   17   18