Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7

yang sama, kebangkitan agama juga diikuti oleh kebangkitan
konservatifisme dan fundamentalisme di masing-masing agama.

Penguatan identitas kultural justru terjadi pada saat dunia semakin
rekat oleh globalisasi. Akibatnya, interaksi global tldak hanya diisi
oleh gagasan-gagasan kemajuan modemitas. melainkan juga oleh
hasrat fundamentalisme agama. Itulah yang menjelaskan kenapa
sekarang begitu marak gerakan trans-nasional agama yang bercorak
fundamentalis bahkan radikal.

Kebangkitan fundamentalisme agama di era globalisasi bisa menjadi
sangat berbahaya. Gesekan-gesekan antar identitas terjadi di
hampir semua level kehidupan. Huntington meramalkan bahwa jika
di masa depan ada perang dunia, maka perang itu adalah perang
yang dilatarbelakangi oleh budaya. Pasca perang dingin, hampir
tidak ada lagi perang antar negara. Yang terjadi adalah konflik-
konflik komunal yang mirip dengan perang sipil. Para pemimpin
dunia masih dipusingkan dengan penyelesaian konflik sektarian di
Myanmar (masalah kaum Rohangiah), di Thailand Selatan (masalah
muslim di Pathani) dan di Philipina Selatan (masalah suku Moro)

Wacana tentang HAM dalam tata hubungan intemasional (global),
selalu diidentikan dengan dinamika perkembangan peradaban
Barat. Hal ini telah mendorong perubahan sosial yang demikian
hebat, dan akibatnya adalah muncul berbagai keresahan sosial, baik
dalam konteks hubungan antar warga negara dan penguasa,
antar sesama warga maupun antar warga dengan masyarakat.
 Dalam implementasinya, kondisi di atas juga dijadikan senjata untuk
 menekan dan melaksanakan kehendak negara besar terhadap
 negara kecil, sehingga seakan-akan agenda global di atas dianggap
 mempunyai nilai universal yang berlaku di negara manapun.

 Keresahan ini memunculkan konflik di masyarakat antara yang pro
 dan yang kontra, semakin gencar media global menyiarkan

                                             47
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12