Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11

53

          Penggunaan teknologi modern telah merevolusi modus
pengajaran dan pembelajaran. Pemanfaatan multimedia dan
komputer memunculkan pendekatan pedagogi baru, diantaranya
active dan interactive learning. Pola pengajaran tatap muka yang
bersifat terjadwal akan diimbangi dengan pengajaran didepan
komputer dengan waktu yang lebih fleksibel. Disini peran
pengajar berubah dari instruktur menjadi fasilitator.

          Agar tumbuh lingkungan pembelajaran yang lebih aktif dan
interaktif, insitusi Perguruan Tinggi harus terlebih dahulu
mempunyai visi jelas mengenai penggunaan teknologi baru dan
secara efektif mengintegrasikannya dalam program pengajaran.
Insitusi Perguruan Tinggi harus melatih sumberdaya manusianya
dalam penggunaan fasilitas pendukung pedagogi yang baru. Hasil
SLLN di Swedia menunjukkan bahwa negara ini telah berhasil
membuat masyarakatnya melek teknologi sejak usia Balita. Tidak
mengherankan hampir 200 pengajuan HAKI di negara ini setiap
tahunnya.

          Perubahan teknologi tidak hanya berpengaruh pada modus
pedagogi, tetapi juga tatakelola organisasi Perguruan Tinggi.
Sebagai contoh di Amerika saat ini beberapa universitas baru
dirancang dibangun dengan gedung perpustakaan yang tidak
besar (atau bahkan tanpa gedung) karena peserta didik
diharapkan dapat mengakses informasi melalui online digital
libraries.

         Maraknya virtue! university, program pendidikan online dan
kursus berbasis web, memunculkan tantangan baru dalam hal
hak cipta dan kebebasan akademik. Tanpa adanya kejelasan
definisi hak cipta dan aturan memadai yang mengatur
penggunaan media dan material pengajaran dikuartikan akan
muncul permasalahan atas kedua hal tersebut.

         Agar dapat beradaptasi dengan tantangan di atas,
fleksibilitas menjadi unsur yang penting. Institusi Perguruan Tinggi
harus proaktif menata ulang program yang ada, menghapuskan
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16