Page 11 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 11
39
dikhawatirkan akan semakin memperburuk tingkat konsumsi dan investasi
yang makin lemah dan rapuh. Menurunnya market confidence seiring
semakin tingginya ketidakpastian sebagai dampak pengetatan fiskal di
Negara periferi dan potensi terseretnya negara-negara inti dalam debt crisis
membayangi prospek pertumbuhan di kawasan Eropa. Sementara terus
membengkaknya hutang pemerintah yang berdampak pada kredibilitas
pemerintah saat ini dan menguatnya apresiasi Yen mempengaruhi
akselerasi pemulihan ekonomi Jepang pasca Tsunami. Di sisi lain, risiko
pemanasan ekonomi di negara-negara berkembang khususnya kawasan
Asia Pasifik masih menjadi ancaman di tengah peningkatan inflasi,
tingginya harga asset dan pertumbuhan kredit, serta derasnya aliran modal
masuk.
Kekhawatiran meluasnya krisis hutang di kawasan Eropa dan
ancaman krisis fiskal di AS membayangi kinerja pasar keuangan dan
komoditas global di triwulan 2 tahun 2011. Walaupun sempat mereda,
volatilitas keuangan dunia kembali meningkat sejak akhir Mei 2011. Tren
penguatan kinerja pasar saham negara maju mulai tertahan, kecuali pasar
saham AS yang rebound, seiring sentiment positif kebijakan the Fed untuk
mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. Sebaliknya, yie ld obligasi
G3 (Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang) sebagai safe haven instrum ent
cenderung terus menurun. Sementara itu, tetap kokohnya ekonomi di Asia
mendorong terus penguatan kinerja pasar saham dan obligasi, kecuali di
bursa saham China. Kekhawatiran atas dampak kebijakan pengetatan
untuk meredam pemanasan ekonomi berada di balik pelemahan bursa
saham China. Di tengah tingginya risiko pasar keuangan konvensional,
pasar keuangan syariah mengalami tren ekspansif seiring dengan
membaiknya ketentuan sistem keuangan syariah. Di pasar komoditas, tren
peningkatan harga minyak, logam dan pangan di triwulan 2 tahun 2011
sedikit tertahan, walaupun masih dalam tingkat yang tinggi. Proyeksi
melemahnya ekonomi global ke depan menahan tren kenaikan tersebut
kecuali emas dan crude palm o il (CPO). Ketidakpastian ekonomi global
justru meningkatkan permintaan investor akan logam emas yang dianggap
sebgaai instrumen investasi alternative. Sementara tingginya harga minyak