Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10
38
Rentannya sektor perumahan dan pasar tenaga keija AS yang terus
berlanjut di tengah peningkatan inflasi berdampak pada penurunan
ekonomi di kawasan Euro, sementara dampak bencana tsunami telah
mengakibatkan ekonomi Jepang terkontraksi selama dua triwulan di 2011,
Selain itu, pemulihan ekonomi negara maju terus dibayangi oleh
permasalahan sustainabilitas fiskal yang semakin memburuk dan
dampaknya terhadap volatilitas di pasar keuangan. Di sisi lain,
pertumbuhan ekonomi negara berkembang tetap kokoh walaupun
melambat ditopang tetap tangguhnya ekonomi China dan India, terutama
untuk sektor konsumsi. Sementara, aktivitas investasi di kedua kawasan
tersebut cenderung sedikit tertahan seiring dengan kebijakan pengetatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan bank sentral untuk meredam
pemanasan ekonomi domestik. Inflasi global di triwulan 2 tahun 2011 terus
meningkat mencapai 5,1 % year over year, lebih tinggi dari triwulan 1 tahun
2011 yang sebesar 4,6 %. Tingginya harga komoditi pangan dan energi'
sebagai dampak gangguan cuaca dan ketidakstabilan politik di kawasan
Timur Tengah menjadi penyumbang utama di balik peningkatan inflasi
tersebut. Beberapa negara dunia terutama di kawasan yang berkembang,
seperti China, India dan Korea juga mengalami peningkatan inflasi inti. Hal
tersebut menunjukkan bahwa peningkatan inflasi di negara berkembang
didorong pula oleh adanya tekanan dari sisi permintaan. Sementara itu,
tekanan inflasi inti di negara maju, khususnya AS masih tergolong rendah,
sementara di kawasan Eropa dan Jepang cenderung lebih moderat. Selain
itu, risiko overheating masih membayangi ekonomi negara berkembang
seprti kawasan Asia Pacific dan Amerika Latin seiring dengan tingginya
inflasi yang dibarengi dengan peningkatan harga aset, pesatnya
pertumbuhan kredit, dengan derasnya aliran modal masuk.
Kedepannya pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan lebih
moderat. Proyeksi ekonomi kedepannya diharapkan pada downsides risks,
yakni perlambatan ekonomi Negara maju yang semakin dalam terutama di
AS yang berpotensi mengarah kepada resesi. Berlanjutnya kerentanan
sektor perumahan dan persistennya angka pengangguran AS yang tinggi di
tengah upaya pengetatan kebijakan fiskal dan peningkatan inflasi