Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
PADNAS LEMKANNAS Rl, 2010 : 19). Kata optimalisasi memiliki relevansi
yang sangat penting dengan kewaspadaan, karena kewaspadaan memiliki
tingkatan-tingkatan dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi.
Dengan demikian, optimalisasi kewaspadaan nasional dapat diartikan
sebagai suatu proses atau upaya untuk menaikkan tingkat kewaspadaan
sampai pada tingkatan yang paling tinggi atau paling baik sesuai dengan
yang diharapkan (desirable) dan memuaskan (satisfactory).
c. Konflik Sosial
Konflik merupakan suatu situasi di mana sedikitnya dua pihak saling
berinteraksi dalam suatu cara yang tidak cocok/bertentangan, sehingga
salah satu pihak mengalami kerugian dan mengabaikan dampak negatif
yang ditimbulkannya (Lewis Coser, 1956). Konflik sosial berkaitan dengan
pertentangan antar kelompok yang terdapat dalam masyarakat. Konflik sosial
dapat mencakup kerusuhan (social unrest), anarki (social anarchy),
pertikaian kelompok (social chaos), permusuhan antar kampung
(racial/ethnic hatred), perkelahian antar pelajar, pemogokan buruh/karyawan,
dan lain-lain.
Konflik dapat digolongkan dalam banyak dimensi, sebagai contoh : 1)
Isu konflik (konflik sumber daya alam, menentukan nasib sendiri, konflik
suku/ras dan agama); 2) Para aktor (negara, non-negara, kelompok
masyarakat); 3) Bentuk konflik (laten, manifestasi, konflik dengan kekerasan
dan konflik tanpa kekerasan); 4) Penyebab konflik (memperoleh atau
mempertahankan harta benda dan nilai-nilai non material); 5) Tempat di
mana konflik berlangsung (internasional, regional, nasional, propinsi,
kabupaten, desa). Sedangkan berdasarkan bentuknya, konflik dapat
dibedakan menjadi konflik terbuka (manifest conflict), konflik tertutup, konflik
tersembunyi (laten conflict), dan konflik terselubung.
Konflik sosial yang berlangsung antar kelompok (inter-group social
conflict) dapat menyangkut krisis pluralitas-sosio-budaya dan bernuansa
identitas sosial. Konflik tersebut merupakan konflik yang paling sering terjadi
di Indonesia seiring dengan krisis ekonomi. Dalam konflik bernuansa etno-
komunal, sangat tampak nyata adanya para pihak yang membawa atribut
identitas ideologi, identitas antar-keagamaan, identitas kelompok atau juga
8

