Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14

28

                 Pelayanan KB melalui pemenuhan hak-hak peserta KB untuk
        memperoleh informasi yang jujur, jelas, dan terbuka untuk setiap alat
        kontrasepsi dengan mengembangkan informed consent pada setiap
        pelayanan KB MKJP. Kenyataannya di lapangan, Petugas KB dan tenaga
        medis masih mendominasi dalam proses konseling penggunaan alat
        kontrasepsi. Keputusan menggunakan alat kontrasepsi belum sepenuhnya
        menjadi hak calon akseptor.

                 Peningkatan jangkauan pelayanan KB di daerah Tertinggal,
        Terpencil dan Perbatasan (Galciltas) untuk memberikan pelayanan bagi
        masyarakat yang ingin ber-KB tetapi belum mendapat pelayanan karena
        berbagai sebab sehingga '‘unmet need mencapai 9,1 persen”.44 Tingginya
        angka unmet need bukti nyata bahwa keinginan PUS untuk menjadi peserta
        KB tetapi belum terlayani karena berbagai alasan baik karena jarak yang
        jauh, tenaga dan alat kontrasepsi yang terbatas, rumor, ketidakmampuan
        Petugas KB menjelaskan kelebihan dan kekurangan setiap alat kontrasepsi
        kepada calon akseptor merupakan bukti lain belum mampunya pelayanan
        KB oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.

                 Sosialisasi pesan KB melalui media massa, media luar ruang,
        komunikasi kelompok dan interpersonal yang selama ini dilaksanakan
        belum sepenuhnya didasarkan atas kondisi nyata dan kebutuhan
        masyarakat serta kurang segmentatif. Pesan KB yang disampaikan masih
        bersifat umum sehingga tidak tepat sasaran dan tidak sesuai tempat.
        Akibatnya, pesan KB menjadi tidak efektif untuk meningkatkan jumlah
        peserta KB. Pengembangan pesan tanpa didahului dengan analisis khalayak
        sasaran, kebutuhan, dan minat calon akseptor dapat berakibat pesan tidak
        sampai kepada khalayak sasaran.

                 Peningkatan kapasitas dan kapabilitas Provider melalui pelatihan
        Contraceptive Technology Updated (CTU) bagi 12 ribu dokter dan 35 ribu
        bidan untuk pemasangan dan pencabutan IUD dan Implant belum dibarengi
        dengan penempatan Provider yang telah dilatih CTU di daerah-daerah yang
        membutuhkan. Hal ini dihawatirkan Provider tersebut akan bertumpuk di
        wilayah-wilayah tertentu tetapi tetap kosong di daerah lain.

44 BKKBN, Depkes, BPS, 1997, Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDK1), jakarta
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18