Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
B A B III
KONDISI AKTUALISASI SISMENNAS MELALUI PENERAPAN
KEBIJAKAN ALIH FUNGSI LAHAN SAAT INI, IMPLIKASINYA
TERHADAP KETAHAN PANGAN DAN KEMANDIRIAN BANGSA,
SERTA PERMASALAHANNYA
11. Umum
Perlu digarisbawahi bahwa penyebab terjadinya alih fungsi lahan
pertanian boleh dikatakan bersifat multisektor, multiaktor dan multilevel,
sehingga diperlukan keterpaduan dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasannya. Disebut multisektor karena melibatkan
lintas sektoral yang terkait dengan lahan (seperti pertanian, penataan
ruang, administrasi pertanahan, kependudukan, perindustrian dan
keuangan). Disebut multiaktor karena melibatkan pengambil kebijakan di
setiap sektor yang terkait dengan lahan. Dan disebut multilevel karena
implementasinya bersifat hirarkis dalam tata kenegaraan, mulai dari tingkat
lembaga kenegaraan tertinggi hingga tingkat satuan terkecil lembaga
masyarakat. Oleh karena itu di perlukan sistem manajemen nasional dalam
pengelolaan lahan khususnya lahan pertanian untuk menekan alih fungsi
lahan.
Pada Bab ini akan diuraikan unsur-unsur dalam SISM ENNAS yang
berkaitan dengan kebijakan alih fungsi lahan, dengan tahapan: 1)
pendeskripsian aktualisasi SISM ENNA S melalui penerapan kebijakan alih
fungsi lahan, 2) penguraian implikasi aktualisasi SISM ENNAS melalui
penerapan kebijakan alih fungsi lahan, terutama terhadap agenda
ketahanan nasional di bidang pangan dan pembangunan kemandirian
bangsa, 3) perumusan masalah yang menjadi akar persoalan dalam
aktualisasi SISM ENNA S melalui penerapan kebijakan alih fungsi lahan
dalam rangka membangun ketahanan nasional di bidang pangan dan
kemandirian bangsa.
22

