Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
29
12. Kondisi Hubungan Bilateral Indonesia dengan Aljazair saat ini
a. Hubungan Politik
Hubungan bilateral Indonesia dengan Aljazair pertama kali
dimulai pada waktu Konferensi Asia-Afrika, Bandung, 1955. Dalam
Konferensi ini, Indonesia mendukung perjuangan kemerdekaan
Aljazair melawan penjajahan Perancis dan mengakui
kemerdekaannya pada 5 Juli 1962 dengan diikuti oleh pembukaan
hubungan diplomatik pada tahun 1963. Selama kurun waktu 5
tahun (1956-1961), Aljazair membuka Kantor Perwakilan Front
Pembebasan Nasional (Front de la Liberation Nationale/FLN) di
Jakarta yang dikepalai oleh Lakhdar Brahimi. Hubungan sejarah ini
merupakan aset penting yang memperkuat landasan hubungan
bilateral kedua negara di masa mendatang. Aljazair senantiasa
bekerjasama dengan Indonesia di berbagai forum internasional
seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Gerakan Non Blok
(GNB), Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan Organization o f the
Petroleum Exporting Countries (OPEC). Kunjungan kenegaraan
Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Bouteflika pada
Tahun 2002 dan 2003 telah memberikan nafas baru bagi hubungan
bilateral kedua negara. Aljazair juga telah berkomitmen untuk
meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang yang saling
menguntungkan dengan Indonesia.6
Presiden Aljazair, Abdelaziz Bouteflika, kembali berharap
agar Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, bisa
mengunjungi negaranya. Kunjungan ini tidak hanya mempererat
hubungan diplomatik, tetapi juga meningkatkan kerjasama
ekonomi, bisnis, politik internasional dan budaya. Presiden Aljazair
untuk kesekian kalinya menyampaikan harapan sekaligus
undangannya kepada Presiden RI untuk berkunjung ke Aljazair. 7
6http://www.deplu.go.id/algiers/Pages/News.aspx?IDP=3070&l=id diunduh senin, 30 Juli
2012
7http://dunia.news.viva.co.id/news/read/287286-presiden-aljazair-undang-sby-ke-
negaranya diunduh senin, 30 Juli 2012

