Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI

43

jumlah populasi penduduk di Eropa selain karena angka kelahiran yang rendah
juga banyak diantara penduduknya yang melakukan mobilitas ke negara-negara
luar eropa. Hal ini ditunjang oleh kemudahan-kemudahan berkat adanya
kemajuan pesat Iptek dan berkembangnya sistem perekonomian global yang
mengarah pada terjadinya liberalisasi perdagangan, sehingga hampir semua
negara di dunia mempraktekkan ekonomi terbuka. Di Indonesia ekonomi
terbuka atau liberalisasi perdagangan telah lama dipraktekkan dan kini banyak
perusahaan dan tenaga-tenaga ekspatriat menjalankan aktivitasnya di
Indonesia. Mereka banyak menduduki jabatan-jabatan strategis dan level
manajer menengah keatas di perusahaan asing, sehingga banyak tenaga kerja
lokal yang terpaksa menjadi buruh atau tenaga kasar karena dinilai belum
mempunyai kompetensi yang memadai.

Pada tahun 2050 diperkirakan oleh banyak ahli kependudukan, India
akan mengambil alih sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di
dunia. Berbagai upaya dilakukan oleh berbagai Negara khususnya Negara
berkembang dalam mengatasi ledakan penduduk. Indonesia sebagai Negara
yang pernah menjadi “anak emas” Bank Dunia dan disebut sebagai “salah satu
model transisi demografi paling mengesankan di negara berkembang” mulai
kewalahan dalam mengatasi ledakan penduduk ini. Di dunia ini, masing-masing
Negara juga masih memiliki masalah dalam penanganan kebijakan
pengendalian penduduk. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan
adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak jaman dahulu kala. Salah
satu contoh pengendalian penduduk di negara luar yang dipaksakan terjadi di
Republik Rakyat China yang terkenal dengan kebijakannya ‘satu anak cukup’,
kebijakan ini diduga banyak menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi,
pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib. Berbagai cara
yang dilakukan, rasanya belum akan berhasil maksimal. Faktanya, laju
pertumbuhan penduduk secara global semakin meningkat selama 50 (lima