Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

c. Teori Sosial Budaya

                    Pakar sosial budaya terkemuka, Clifford Geertz, dalam bukunya, The
         Interpretation of Cultures (1973), mendefinisikan kebudayaan sebagai sebuah
         pola pengertian yang diteruskan secara historis diwujudkan dengan simbol-
         simbol atau sebuah sistem konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk
         simbolik, dimana manusia bisa berkomunikasi, mengabadikan dan
         mengembangkan pengetahuan mereka dan sikap-sikap kearah kehidupan.

                   Jika dilihat dari sisi sosial budaya, kebudayaan Tionghoa di Indonesia
         telah mengalami banyak perkembangan dari fluktuasi historis dan sosial negeri
         ini. Oleh dari itu, untuk memperdalam pemahaman mengenai peran masyarakat
         Tionghoa di bidang sosial budaya guna mewujudkan kesetiakawanan sosial,
         teori identitas budaya (cultural identity) perlu diterapkan sebagai salah satu
         landasan pemikiran. Menurut pakar studi budaya (cultural studies), Stuart Hall
         (1990), “identitas budaya datang dari suatu tempat dan memiliki sejarah. Tapi,
         seperti segala sesuatu yang historis, identitas budaya mengalami transformasi
         konstan. Identitas budaya bukanlah sesuatu yang bertumpu pada masa lalu. la
         terus dipengaruhi oleh ‘permainan’ antar sejarah, budaya dan kekuasaan (hal.
         225). Dengan menggunakan teori identitas budaya yang dikemukakan oleh
         Stuart Hall, TASKAP ini menjelajahi interaksi budaya, sejarah dan kekuasaan
         sosial dalam konteks masyarakat Tionghoa di Indonesia. TASKAP ini juga
         menerapkan konsep hibriditas budaya atau cultural hybridity, di mana hibriditas
        didefinisikan sebagai sebuah konsep yang berlangsung secara terus menerus
        dalam proses transbudaya atau transculturation (proses peminjaman dua arah
        antar budaya) atau “two way borrowing and lending between cultures” (Ong,
        2001). Konsep ini dapat diterapkan dalam pembahasan mengenai pembauran
        dan integrasi bangsa dalam TASKAP ini.

                  Oleh karena TASKAP ini juga menyorot optimalisasi peran masyarakat
        Tionghoa, dibutuhkan sebuah teori sosial budaya yang dapat membantu
        menganalisa bagaimana seorang pemimpin dapat melakukan sebuah perubahan
        yang signifikan. Marcia Daszko dan Sheila Sheinberg (2005) dalam artikelnya

                                                           19
   1   2   3   4   5   6   7   8