Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

berjudul Survival is Optimal: Only Leaders with New Knowledge Can Lead the
          Transformation (Ketahanan Hidup Optimal: Hanya Pemimpin dengan
          Pengetahuan Baru Bisa Memimpin Transformasi), mengatakan bahwa untuk
          mentransformasi berarti melakukan perubahan dalam bentuk, tampilan atau
         struktur. Dengan demikian, suatu perubahan positif, yaitu terwujudnya
         kesetiakawanan sosial dalam rangka keutuhan NKRI, dapat menggunakan teori
         transformasi ini.

10. Tinjauan Pustaka

                    Penelitian dan pembahasan mengenai masyarakat Tionghoa di Indonesia
         sudah direkam dan dilakukan oleh para pakar dalam dan luar negeri. Pada Orde
         Baru, di mana kebijakan asimilasi Suharto diterapkan, peneliti dalam negeri
         jarang melakukan penelitian mengenai etnis Tionghoa di Indonesia oleh karena
         banyaknya keterbatasan dan larangan yang terkait dengan budaya Tionghoa
         dan bahasa Mandarin. Oleh karena itu, para peneliti asing seperti William G.
         Skinner dari Universitas Cornell di Ithaca, New York, Amerika Serikat (AS),
         mencatat sejarah dan perkembangan etnis Tionghoa dalam satu bab berjudul
         The Chinese Minority dalam serangkaian esai mengenai Indonesia (1967), yang
         diedit oleh Ruth McVey, sosiolog kawakan dari Universitas Cornell. Charles
         Coppel dan Jamie Mackie, peneliti asal Australia, juga merupakan peneliti asing
         yang sangat peduli terhadap kondisi masyarakat Tionghoa di Indonesia. Karya
         Charles Coppel, Indonesian Chinese in Crisis (1983) tentang kondisi politik di
         Indonesia pada tahun 1960-an, merupakan salah satu referensi klasik mengenai
         etnis Tionghoa di Indonesia. Demikian pula kumpulan esai yang disunting oleh
         Jamie Mackie, The Chinese in Indonesia: Five Essays (1976).

                   Menjelang akhir Orde Baru, muncul beberapa peneliti tanah air yang
         mulai menulis mengenai masyarakat Tionghoa di Indonesia. Salah satu peneliti
         tersebut adalah Profesor Leo Suryadinata, yang sekarang menjabat sebagai
         ketua Chinese Heritage Centre di Nanyang Technological University (NTU),
         Singapura, menulis dalam disertasinya, yang kemudian dibukukan, mengenai
         hubungan antara orang Pribumi, etnis Tionghoa dan Tiongkok (judul asli

                                                           20
   1   2   3   4   5   6   7   8   9