Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
bukunya: Pribumi Indonesians, the Chinese Minority and China - edisi ketiga
diterbitkan pada tahun 1992). Profesor Suryadinata masih terus berkarya hingga
hari ini, meskipun sudah menerbitkan lebih dari 50 buku dan 100 makalah
mengenai etnis Tionghoa di Indonesia dan negara-negara lainnya di Asia
Tenggara (misalnya, Minorities in Southeast Asian Nation-States: Ethnic Chinese
as Part o f the Equation, terbit pada tahun 2007). Selain Profesor Suryadinata,
Thung Ju Lan, peneliti di LIPI, menulis disertasinya, yang diluluskan pada tahun
1998 di Universitas La Trobe, Australia, mengenai Identities in Flux: Young
Chinese in Jakarta. Mely G. Tan, sosiolog lulusan Universitas Cornell dan
Berkeley di AS juga merupakan salah satu peneliti yang banyak menulis
mengenai etnis Tionghoa di Indonesia, seperti The Social and Cultural
Dimensions o f the Role o f Ethnic Chinese in Indonesian History (1991) dan The
Ethnic Chinese in Indonesia: Trials and Tribulations (1999).
Di era Reformasi, pasca Orde Baru, di mana budaya Tionghoa dan
bahasa Mandarin mengalami ‘lahir kembali’, para peneliti menyoroti berbagai
perkembangan masyarakat Tionghoa dari segi pendidikan, agama, media dan
politik. Salah satu peneliti muda, Chang Yau-Hoon, keturunan etnis Tionghoa
asal Brunei yang sekarang mengajar di Singapore Management University,
menulis mengenai identitas masyarakat Tionghoa di era Reformasi dalam
esainya, H ow to be Chinese (2008) dan sedang mendalami penelitian mengenai
orang Tionghoa Indonesia yang menganut agama Kristen. Salah satu referensi
yang belum lama terbit mengenai masyarakat Indonesia adalah Chinese
Indonesians and Regime Change (2011), disunting oleh Marleen Dieleman,
Juliette Koning dan Peter Post, yang merupakan kumpulan esai yang menyoroti
peran masyarakat Tionghoa dalam perekonomian Indonesia, orang Tionghoa di
Yogyakarta sejarah masyarakat Indonesia dalam era Orde Baru dan sejumlah
topik lainnya.
Dalam sekian banyak referensi mengenai masyarakat Tionghoa di
Indonesia, yang ditulis oleh peneliti dari mancanegara, yang sering dibahas
adalah sejarah masyarakat Tionghoa, terutama dari segi perekonomian dan
21

