Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI

55

g. Aspek Sosial Budaya.
Zimbabwe memiliki masyarakat budaya dan ras yang beragam

yang telah hidup berdampingan selama berabad-abad damai karena
rasa hormat dan martabat yang diberikan kepada berbagai kelompok
etnis dalam komunitas kami. Kelompok budaya utama di Zimbabwe
adalah Shona dan Ndebele. Orang Shona adalah pendiri Great
Zimbabwe, ibukota wilayah kerajaan kuno. Beberapa 85% dari
Zimbabwe mengidentifikasi diri mereka sebagai Shona. The Ndebele
adalah kelompok terbesar berikutnya, terdiri dari sekitar 12% dari
populasi. The Ndebele adalah cabang dari Zulu, yang memisahkan
diri dari kelompok suku di awal abad ke-19. Kelompok budaya lain
yang ditemukan di Zimbabwe termasuk Shangaan, Venda dan Tonga.
Meskipun ada beberapa budaya di Zimbabwe, mereka memiliki
sejumlah keyakinan inti. Sementara rincian mungkin akan sedikit
berbeda, ada lebih banyak kesamaan daripada perbedaan.

Zimbabwe memiliki warisan budaya yang kaya dibangun
selama periode waktu yang panjang. Kekalahan dari masyarakat adat
oleh kolonialis pemukim dalam perang pertama Kemerdekaan
(Chimurenga pertama) menyaksikan beoerapa erosi tradisi kita, nilai-
nilai dan agama. Kolonialisme ingin menciptakan seorang pria kulit
hitam dengan tradisi budaya asing. Warisan budaya yang kaya, yang
bertahan serangan ini, telah dipromosikan dan dipertahankan sebagai
mendefinisikan kita sebagai orang-orang dalam komunitas global.
Kita harus menggunakan budaya kita untuk menampilkan semua
kekuatan kami dan memproyeksikan kepribadian yang positif di arena
internasional. Dalam hal ini, seniman harus dipandang sebagai duta
baik untuk negara dan ada kebutuhan untuk mengenali upaya
mereka. Kerangka kebijakan harus mendorong kita untuk berpikir di
luar perbatasan kita.

Zimbabwe adalah orang yang sangat adaptif. Budaya kita,
khususnya agama, adalah salah satu faktor pemersatu selama
perang kedua kemerdekaan (kedua Chimurenga). Kebutuhan untuk
merevitalisasi itu, baik sebagai faktor pemersatu dan untuk