Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

29

moral bangsa yang mengajak bangsa Indonesia yang berbeda-beda
agamanya namun tetap Tuhannya satu, sehingga diperlukan adanya
semangat religius yang memiliki toleransi yang tinggi didalam
memahami perbedaan antar pemeluk agama (Islam, Kriten Protestan/
Katholik, Hindu dan Budha).

         Namun pada kenyataannya yang menonjol saat ini adalah
semangat perbedaan baik dalam satu agama maupun dengan agama
lainnya, sebagai contoh : didalam agama Islam muncul berbagai
sempalan seperti Ahmadiah, kelompok-kelompok jamaah yang
melaksanakan praktek peribadatan diluar yang disyareatkan oleh Islam
(berbeda dari tuntunan Al Qur’an dan Hadis serta As Sunnah).

         Berbagai kasus telah pernah terjadi seperti Kasus Poso dan
Ambon yang telah banyak menguras tenaga dan pemikiran serta
hilangnya banyak nyawa dan harta benda hanya karena
mengedepankan egoisme sektoral yang semua itu tidak mencerminkan
ajaran agama yang mulia, dikarenakan pemahaman yang dangkal dan
ditumpangi oleh kepentingan politik, begitupun kasus penyerangan
terhadap jemaat agama tertentu yang terjadi di Temanggung Jateng
menunjukkan masih rendahnya faham masyarakat tentang makna dan
arti sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Sila Kedua ( Kemanusiaan yang adil dan beradab )
         Semua agama meyakini, bahwa manusia adalah mahluk ciptaan

Tuhan yang paling sempurna, lebih sempuma dari makhluk lainnya.
Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang "adil dan beradab”, yang
taat dan patuh pada ajaran agama, serta norma yang berlaku yang telah
disepakati bersama yang tidak bertentangan dengan ajaran agama.
Didasarkan pada pemikiran ini, bangsa Indonesia bersepakat,
merumuskan "Kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai sila kedua.
Bangsa Indonesia sangat menentang ketidak adilan dan perbuatan yang
   10   11   12   13   14   15   16   17