Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

47

Serawak dan di daerah wilayah Indonesia di perbatasan.
Masyarakat yang terisolasi ini amat besar sentimen kelompoknya
dan masih relatif sulit untuk memahami substansi Bhineka tunggal
ika.

c. Instrumen Sosialisasi Nilai-Nilai Kebangsaan Masih
Kurang.

          Sosialisasi nilai-nilai kebangsaan bisa melalui lembaga
pendidikan formal maupun non formal dan kedua lembaga
pendidikan ini sama-sama membutuhkan instrumen berupa buku
referensi atau buku bacaan guna mensosialisasikan nilai-nilai
kebangsaan tersebut. Sosialisasi nilai-nilai kebangsaan juga harus
disesuaikan dengan tingkat pendidikannya seperti contoh pada
anak-anak sekolah dasar disamping ada buku pelajaran tentang
kebangsaan juga ada banyak buku cerita, buku cerita bergambar
(komik) yang menceritakan tentang kepahlawanan. Foto atau
gambar pahlawan beserta riwayat perjuangannya digantung di
dinding kelas dimana hal ini akan menggugah anak murid memiliki
motivasi meneladani pahlawan tersebut.

         Media masa berupa TV harus lebih banyak menayangkan
acara yang memiliki nilai-nilai kebangsaan yang tinggi untuk
memotivasi masyarakat berkarakter seperti idola mereka dalam
tayangan di TV. Instrumen berbentuk lagu-lagu perjuangan yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman terus disosialisasikan
pada masyarakat dimana pemerintah dapat menggugah para
pencipta lagu dengan insentif tertentu sehingga lebih banyak lagi
pencipta lagu-lagu bemuansa kebangsaan bermunculan .

         Lembaga-lembaga budaya Kerukunan perlu didirikan ditiap
daerah seperti yang ada saat ini di Samarinda dan Balikpapan
dimana ada paguyuban antar etnis yang memayungi semua
paguyuban etnis di daerah tersebut. Semua permasalahan etnis
   10   11   12   13   14   15   16