Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12
44
sementara terjadi peralihan budaya pada warga yang baru
pindah ini dimana dalam peralihan ini ada masa kebingungan
pada dirinya dimana nilai lama yang secara tradisi ia pegang
sudah sulit diberlakukan di tempat baru. Sementara nilai baru
di tempat baru belum bisa diterimanya. Kondisi ini dalam
budaya politik disebut anomy. Masyarakat yang selalu
merasakan aparat berpihak kepada kebenaran (menurut versi
mereka) akan merasa kebingungan juga ketika aparat sudah
tidak bersikap seperti itu. Masyarakat dalam kondisi anomy ini
mudah sekali di pengaruhi, di mobilisasi oleh oknum,
kelompok atau kekuatan tertentu demi kepentingan oknum,
kelompok dan kekuatan tersebut. Kondisi anomy ini tidak
boleh terlalu lama dan biasanya secara alamiah warga akan
segera menyesuaikan diri dengan nilai-nilai baru ditempat
yang baru atau mereka kembali kekampung halamannya
karena tidak bisa menerima nilai-nilai budaya yang baru di
tempat yang baru. Bila kondisi anomi ini berjalan lama dan
kurang dimonitor aparat pemerintah maka lama kelamaan
akan berlanjut pada apatisme di masyarakat, dan bila
masyarakat sudah sampai pada kondisi ini akan lebih sulit
lagi bagi pemerintah untuk membangun rasa kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah. Masyarakat yang sudah
apatis lebih mudah dipengaruhi untuk menentang pemerintah,
menentang aparat lainnya seperti aparat hukum dan aparat
pemerintah.
Apatisme merupakan tahap paling rendah dalam
dalam tingkatan partisipasi masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Terapi kejiwaan (psychology) pada
masyarakat yang sudah sampai pada tahap apatisme ini akan
berjalan lebih lama dan diharapkan harus tuntas karena
mudah untuk kembali lagi ke tahap apatisme lagi

