Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
10. Tinjauan Pustaka
a. Prijono Tjiptoherijanto mengemukakan bahwa pembangunan berwawasan
kependudukan memiliki dua makna sekaligus.
Pertama, pembangunan berwawasan kependudukan adalah
pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi yang dimiliki
oleh penduduk yang ada. Penduduk harus dijadikan titik sentral dalam
proses pembangunan yang ada. Penduduk harus menjadi obyek dan
subyek dari pembangunan tersebut. Pembangunan yang terjadi berasal
dari penduduk dan kemudian untuk penduduk itu juga.
KeduaI dari pembangunan berwawasan kependudukan adalah
pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan tersebut berarti lebih
menekankan pada kualitas sumberdaya manusia dan bukan sekedar
pembangunan infrastruktur semata.
Sebenarnya pembangunan berwawasan kependudukan sudah sering
terdengar sejak dulu, atau lebih sering diutarakan sebagai pembangunan bagi
segenap rakyat. Rakyat sebagai obyek dan subyek pembangunan juga telah
menjadi topik yang sering dibicarakan sejak lama dan sebaiknya diperlukan
adanya penerapan yang sesungguhnya dari hal-hal tersebut agar tidak terjadi
krisis seperti tahun 1997. Oleh karenanya, menurut Prijono Tjiptoherijanto perlu
perubahan paradigma dalam menggunakan indikator keberhasilan
pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang semula diukur dari
pendapatan per kapita perlu diubah menjadi indikator yang dapat mengukur
pembangunan penduduk, diantaranya menggunakan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
Pengalaman beberapa negara memang mengindikasikan bahwa strategi
pembangunan berwawasan kependudukan dapat berpotensi menyebabkan
tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi tidak terlalu tinggi. Namun sesungguhnya
dengan menerapkan pembangunan berwawasan kependudukan, pertumbuhan
ekonomi akan berkesinambungan dan pada jangka panjang, dengan kualitas
penduduk yang lebih baik justru menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih
baik pula.
18

