Page 18 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 18

Indonesia adalah salah satu negara yang diberkahi Tuhan YME
dengan diberi-Nya sumber kekayaan alam yang melimpah. Sebagai negara
kepulauan dengan luas wilayah sekitar 7,7 Juta Km2, yang dua per tiganya
adalah lautan, Indonesia terdiri atas 17.508 pulau yang terbentang di antara
dua samudera, Samudera Hindia dan Pasifik dan diapit dua benua, benua
Asia dan Australia. Posjsr Indonesia yang terletak di sepanjang garis
khatulistiwa— dengan garis pantai sepanjang 95.181 km sebagaimana
diakui PBB pada tahun 20083— secara alami telah menjadikan Indonesia,
selain Brazil, sebagai negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman
hayati (biodiversity) terbesar di dunia.

          Posisi Indonesia yang unik mendapat bentuk penguatan melalui
Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957 yang memuat konsep
negara kepulauan. Konsepsi ini diterima dalam fora internasional yang
dikenal sebagai UNCLOS 1982 (United Nation on the Law o f the Sea atau
Konverensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut). Indonesia
meratifikasi UNCLOS ‘82, melalui UU No. 17 Tahun 1985 pada tanggal 31
Desember 1985 dan setelah diratifikasi oleh 60 negara, materi UNCLOS 82
diberlakukan sebagai hukum positif sejak 16 November 19944.

          Luasnya daerah cakupan tersebut menyebabkan Indonesia pun
mengenal berbagai ekosistem dan beragam spesies organisme yang
merupakan campuran antara Asia dan Australia yang terbagi oleh “Garis
Wallace” (Wallace Line). Batasan garis imajiner ini diambil dari nama
penemunya Alfred Russel Wallace, yang menarik garis antara Kalimantan,
Sulawesi, serta Selat Lombok; kemudian membagi flora dan fauna sebagai
bagian “Barat” yang mencakup kawasan Barat Indonesia yang cenderung

3 Dewan Kelautan Indonesia (2009), dalam situs Kementrian Kelautan dan Perikanan
Rl, http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/1048/Garis-Pantai-lndonesia-Terpanjang-
Keempat-di-Dunia/?categoryJd=, terakhir diakses 7 September 2012
4 Lemhannas PPSA XVIII, “Buku 3, Bidang Studi Materi Pokok Geopolitik dan
Wawasan Nusantara, Modul 1&2, Sub BS Geopolitik Indonesia”, 2012, p 40-43.

                                                                                                                2
   13   14   15   16   17   18   19   20