Page 2 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 2

60

 d. Belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan
      hidup dan falsafah bangsa.
          Persepsi yang berbeda-beda tentang nilai-nilai yang terkandung
     dalam Pancasila menunjukan masih belum adanya pemahaman
     yang sama tentang Pancasila. Hal ini dapat terlihat adanya
     pandangan yang menganggap bahwa Pancasila tidak penting bagi
     kehidupan berangsa dan bernegara, ada atau tidak adanya
     Pancasila negara tetap akan ada. Persoalan ini akan cukup
     menyulitkan bagi upaya merevitalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai
     moral publik pada organisasi kemasyarakatan.
          Disamping itu belum adanya perundang-undangan sebagai
     landasan hukum yang mengatur tentang revitalisasi dan internalisasi
     nilai-nilai Pancasila. Kerena belum adanya lembaga yang mengatur
     tentang revitalisasi dan internalisasi nilai-nilai Pancasila dan tidak
     adanya program atau silabus yang mengatur tentang materi
     revitalisasi dan internalisasi nilai-nilai Pancasila serta terbatasnya
    sumber daya yang meliputi sarana prasarana, anggaran dan SDM
    dalam sosialisasi revitalisasi dan internalisasi nilai-nilai Pancasila.

e. Bergesernya nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan
     berbangsa dan bernegara.
         Meningkatnya pengaruh kapitalisme, Liberalisme dan
    Komunisme yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai
    paradigma sosial era reformasi yang menggeser era orde baru
    sangat berdampak kepada pergeseran nilai-nilai Pancasila
    khususnya di dalam sosialisasi pembudayaan kepada masyarakat.
    Gerakan reformasi cenderung tidak terkendali bahkan bisa dikatakan
    sebagai demokrasi yang kebablasan yang menganggap bebas di
    dalam segala tindakan dan perbuatan.
         Berkembangnya ideologi-ideologi asing di Indonesia yang
    bersifat transnasional. Sebagai konsekuensi dari ketidakberdayaan
    menghadapi globalisasi dan temahnya ketahanan ideologi bangsa,
   1   2   3   4   5   6   7