Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

BAB III
KONDISI PEMBANGUNAN PULAU-PULAU TERLUAR SAAT INI

11. Umum.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang

terjadinya konflik atas beberapa pulau terluar di wilayah Indonesia karena

permasalahan hukum, politik serta permasalahan ekonomi. Masalah

ketidakjelasan batas wilayah negara dan status wilayah juga menjadi

sumber persengketaan di antara negara-negara yang berbatasan atau

berdekatan. Persengketaan muncul akibat penerapan prinsip yang

berbeda terhadap penetapan batas-batas landas kontinen diantara negara-

negara bertetangga sehingga menimbulkan wilayah tumpang tindih yang

dapat menimbulkan persengketaan. Belajar dari pengalaman kasus

lepasnya pulau Sipadan dan pulau Ligitan yang oleh Mahkamah

Internasional pada tanggal 17 Desember 2002 telah memutuskan masuk

wilayah Malaysia8, hal ini merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk

kita petik bahwa lepasnya pula Sipadan dan pulau Ligitan sebenarnya

merupakan peringatan penting bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan

pulau-pulau terluar di seluruh wilayah Indonesia. Secara sosial ekonomi,

kondisi pulau-pulau ini bervariasi satu dengan lainnya terutama bila kita

bandingkan dari aspek pembangunan antara pulau-pulau besar dan pulau-

pulau kecil terluar. Hal ini, sebagai akibat dari pembangunan yang selama

ini bersifat terpusat sehingga membuat pulau-pulau tersebut kondisinya

masih terbelakang dalam segala hal.. Kondisi seperti ini berpotensi

menimbulkan permasalahan kompleks yang dapat membahayakan

integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena mereka merasa

termarjinalkan. Jika dibiarkan berlarut-larut akan mengakibatkan lunturnya

rasa nasionalisme yang pada akhimya akan berpengaruh terhadap

ketahanan nasional. Untuk itu dalam Bab ini akan diuraikan tentang

kondisi saat ini yang menggambarkan potret nyata tentang kondisi

pembangunan di wilayah pulau-pulau Terluar dengan segala kelebihan dan

8 C.C Kaligis & Associates, Sengketa Sipadan - L igitan: Mengapa Kita Kalah,
Jakarta: O.C Kaligis & Associates, 2003 him 8.

                                                                                             16
   11   12   13   14   15   16   17   18