Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
42
masalah transnasional security threats, misalnya drug trafficking, illlegal
migration, money laundering, pemalsuan uang, illegal small arms
transfer, penyebaran senjata pemusnah massal baik nuklir maupun
kimia, dan terorisme internasional. Terorisme dan fundamentalisme
telah menjadi isu global sehingga berbagai negara terus melakukan
langkah-langkah penanganan, pencegahan termasuk kerjasama
dengan berbagai negara di dunia. Pada akhir tahun 2013, Densus 88
dan Polda Metro Jaya melakukan penindakan terhadap para terduga
teroris di Tangerang, yang berakhir dengan terbunuhnya 6 (enam)
teroris kelompok Dayat cs. Kapolri Jenderal Pol. Sutarman menyebut
mereka sebagai murni kelompok teroris yang bertujuan menebar rasa
takut masyarakat. Sutarman menyebutkan bahwa kelompok teroris
Ciputat mengumpulkan dana dengan cara merampok.7Ansyaad Mbai,
Kepala BNPT mengakui bahwa dalam penanggulangan terorisme oleh
• Densus 88 seringkali terjadi kontak senjata antara terduga teroris
dengan personil Densus, sehingga para teroris itu meninggal dunia.
Menurut Ansyaad Mbai, idealnya teroris bersenjata itu dapat ditangkap
dalam kondisi hidup agar dapat diungkap jaringan terorisme yang terus
berkembang biak di masyarakat. (2/1/2014). Peristiwa pemberantasan
terorisme itu menunjukkan bahwa organisasi, jaringan dan kelompok
teroris di Indonesia terus berkembang dalam bentuk yang baru. Jika
pada awalnya mereka terorganisir dalam jaringan terorisme yang
bersifat nasional, regional dan internasional, maka beberapa tahun
belakangan telah berubah trend dan strateginya dalam bentuk
kelompok atau jaringan kecil-kecil dengan tujuan yang sama yakni
menebar kekerasan dan ketakutan dalam masyarakat. Tindakan
terorisme ini dapat menanam benih-benih perpecahan diantara
kelompok-kelompok masyarakat yang berpotensi terjadinya konflik di
masyarakat dimana posisi Bhabinkamtibmas akan selalu berada di
tengah-tengah masyarakat.
7 Dihimpun dari beberapa m edia m assa dan media online tanggal 01 Januari 2013.

