Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
30
meningkat dan berkelanjutan. Sementara pada sisi lain, angka
kemiskinan juga semakin meningkat, yaitu sudah mencapai 34,96
juta orang atau 15,421% dan selumh penduduk Indonesia.
Kondisi kemiskinan itu sangat berpotensi untuk menyebabkan
timbulnya masalah kriminal seperti radikalisme, terorisme,
anarkhis dan sebagainya.
Profesor Widjojo Nitisastro (arsitek penanggulangan
kemiskinan), mengemukakan bahwa keberhasilan pengurangan
kemiskinan dahulu didukung oleh tiga faktor utama. Pertama,
program padat karya yang meluas dan berkelanjutan. Kedua,
kaum miskin diikutsertakan dalam pertumbuhan melalui perbaikan
mendasar pada bidang pendidikan, kesehatan, investasi dan
infrastruktur. Ketiga, pertumbuhan penduduk yang turun dengan
ta ja m 15
Oleh, karena itu, paradigma penanggulangan kemiskinan
harus diubah, yaitu memposisikan rakyat sebagai pelaku utama
penanggulangan kemiskinan di bawah naungan pemerintah.
Karena, rakyat miskin yang memahami keadaannya sendiri.
Sementara itu, data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan
bahwa ada sekitar 109 juta rakyat Indonesia yang hidup dengan di
bawah dua dollar AS per hah. Kondisi ini menunjukkan bahwa
ada sesuatu yang salah dalam tata kelola pemerintahan.
Dalam konteks demografi, pertambahan penduduk juga
mempakan suatu kenyataan di Indonesia. Penyebaran penduduk
juga tidak proposional dan merata, ada daerah yang berpenduduk
padat, seperti pulau Jawa, Madura dan Bali. Sementara ada
daerah yang berpenduduk jarang, bahkan tidak berpenduduk
15 Merajut Nusantara Rindu PancasUa, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2010, hal. 163

