Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13

27

          perbankan yang lemah, dan yang lebih panting adalah karena
          korupsi, koiusi dan nepotisme (KKN) yang melanda seluruh
          birokrasi pemerintahan dan pusat sampai ke daerah.

                   Satu dekade lebih Era Reformasi berjalan, namun upaya
          pemberantasan korupsi juga belum menunjukkan hasil yang
          memuaskan, meskipun selalu dikumandangkan bahwa
          pemberantasan korupsi dilakukan tanpa pandang bulu dan tidak
          tebang pilih. Secara budaya, akar korupsi di Indonesia terletak
          dalam praktik yang mencampuradukkan hubungan formal
          berdasarkan hukum dengan hubungan informal, baik karena
          hubungan kekeluargaan maupun kronisme berdasarkan azas
          saling menguntungkan.

                   Banyak pengamat yang heran, mengapa calon kepala
          daerah rela mengeluarkan dana yang sangat besar untuk
          memenangkan pemilihan kepala daerah? Ada dugaan bahwa
          para calon tersebut, sudah memperkirakan dana yang dikeluarkan
          itu tidak seberapa bila dibandingkan dengan apa yang didapat
          secara informal di luar gaji selama masa jabatan. Jika dugaan ini
         benar, maka betapa mudahnya birokrasi di Indonesia dipengaruhi
         oleh hubungan informal yang sulit dicegah karena permainan
         dalam tubuh birokrasi itu sendiri. Persoalannya adalah bahwa
         setelah diadakan reformasi politik, tidak diikuti pula dengan
         reformasi birokrasi. Tampaknya elit politik tidak mampu
         membedakan manakah kekuasaan dan bukan, antara tindakan
         yang benar dan salah, antara uang halal dan haram.

         Selanjutnya, tinjauan tentang kondisi umum wawasan
kebangsaan dan nasionalisme generasi muda masa kini dari berbagai
aspek, antara la in :
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17