Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12

2

          kejatuhan orde baru dengan agenda demokratisasi, Hak Azasi Manusia, dan
          lingkungan hidup. Namun reformasi yang penuh dengan euphoria ini diusung
         tanpa menyiapkan arah dan tujuan perubahan yang ingin dicapai, hanyalah
         melahirkan sekedar “pokoknya berubah”. Euphoria reformasi di bidang politik
         saat ini memberikan indikasi kuat berkembangnya perilaku yang
         mengedepankan kebebasan pada setiap individu dalam menyampaikan aspirasi
         politik dengan tidak memperhatikan hak dan kebebasan orang lain.2 Hal ini
         telah menimbulkan ekses negatif ditengah kehidupan sosial masyarakat,
         berupa konflik berkepanjangan yaitu konflik horizontal, konflik antar partai politik
         dan internal partai politik itu sendiri, dan semakin merajalelanya tindak korupsi
         serta berbagai tindak pengabaian kepentingan masyarakat lainnya. Fenomena
         ini menambah krisis yang harus dihadapi bangsa Indonesia setelah krisis
         ekonomi yang belum lagi pulih sepenuhnya sejak tahun 1998, bencana
         Tsunami, gempa, banjir, kelaparan dan lainnya membuat krisis menjadi
         multidimensi yang penanganannya belum dapat diselesaikan dengan tuntas.
         Salah satu unsur paling dominan yang menyebabkan ketidak-mampuan
         penyelesaian krisis tersebut adalah penyelenggaraan peran kepemimpinan
         nasional yang tidak berjalan dengan baik dan benar. Kepemimpinan nasional
         tidaklah hanya difokuskan kepada figur seorang pemimpin tertinggi di
         pemerintahan belaka, tetapi kepemimpinan nasional sesuai dengan bentuk kata
         sifat "kepemimpinan” merupakan sifat dan perilaku yang harus dimiliki oleh
         setiap orang yang diberi kepercayaan memimpin dilingkungannya, baik formal,
         informal maupun sebagai tokoh masyarakat, dan hal ini berlaku untuk semua
         strata kehidupan sosial kemasyarakatan di tanah air ini. Penyimpangan yang
         dilakukan para oknum elit pemimpin saat ini di hampir semua strata
         kepemimpinan di bidang ekonomi, politik, hukum dan sosial budaya hanyalah
         manifestasi dari bentuk keserakahan akan harta dan kekuasaan yang
   - merupakan cerminan dari rendahnya moral dan etika akibat pergeseran nilai-
         nilai jati diri bangsa yang tidak lagi memiliki wawasan kebangsaan. Terlihat dari
         kurangnya rasa nasionalisme dimana lebih mengutamakan kepentingan pribadi,
         kelompok dari pada kepentingan rakyat dan kepentingan nasional. Hal ini terjadi

 H. Darmakusuma, DR. M.Si, Tenega Ahli Pengajar Bidang Kepemimpinan Lemhannas RI,
Mengoptimalkan Peran Kepemimpinan Nasional Guna Melaksanakan Pendidikan Politik Dalam Rangka
Ketahanan Nasional
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17