Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI

45

negara. Dengan pengamalan Pancasila yang benar dapat dipastikan
ketika rakyat menyampaikan serta menyalurkan aspirasinya tidak lagi
melalui demonstrasi yang destruktif dan anarkhis, serta tidak diragukan
lagi hal ini akan berlangsung dengan baik apabila setiap pemimpin di
negeri ini selalu berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.

2) Aspek Politik. Dalam era reformasi menuju demokratisasi, tarik
menarik kepentingan antar elit politik akan berlanjut dengan keras,
kecenderungan pelaksanaan berdemokrasi menjadi liberal dengan
kebebasan yang berlebihan, yang diwarnai kepentingan perorangan dan
kelompok yang sangat tajam diantara partai-partai politik. Kebebasan
mengemukakan pendapat dan berserikat telah melahirkan begitu banyak
partai. Perilaku berpolitik masyarakat dengan basis pendidikan yang
rendah lebih cenderung menonjolkan kebebasan beraspirasi tanpa
mengenal etika demi kepentingan-kepentingan kelompoknya, sementara
di sisi lain elit politik hanya memanfaatkan rakyat sebagai kuda tunggang
kendaraan politik untuk mencapai tujuannya. Untuk mengatasi masalah
tersebut peranan kepemimpinan di berbagai strata sangat dibutuhkan.
Komitmen pada suprastruktur dan infrastruktur politik dalam menampung
dan menyalurkan aspirasi politik serta kepentingan masyarakat
hendaknya dilandasi dan diikuti dengan kemampuan pemimpin yang
mempunyai visi wawasan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
1945.

Dalam kondisi seperti ini, kepemimpinan nasional sangat
didambakan agar benar-benar dapat tampil dan berperan pada arena
politik untuk mempersatukan rakyat Indonesia.

3) Aspek Ekonomi. Upaya perbaikan ekonomi dan keuangan yang
telah dan sedang dilakukan pemerintah meskipun sudah ada kemajuan,
namun belum mampu membawa keluar dari krisis nasional. Melonjaknya
harga minyak mentah dunia, terjadinya krisis energi dunia, turut memicu
kenaikan harga bahan pokok, dan hal ini semakin memperburuk kondisi
perekonomian dalam negeri. Perubahan struktur ekonomi dan struktur