Page 18 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 18

2

mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Masyarakat masih bergelut dengan
kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan kualitas kesehatan yang
kurang baik serta cenderung dalam ketidakberdayaan menghadapi
berbagai masalah. Demikian pula dalam sistem perpolitikan, masyarakat
pada umumnya memiliki kesadaran politik yang rendah yang berdampak
pada kurangnya partisipasi politik yang dapat mengancam ketahanan
nasional bangsa. Kemiskinan dan rendahnya tingkat pemahaman terhadap
pelestarian lingkungan, menjadi salah satu pembenaran tingginya
ketergantungan masyarakat pesisir terhadap sumberdaya laut yang tidak
memperhatikan kelestarian sumberdaya, sehingga dapat mengakibatkan
penurunan fungsi, kualitas, dan keanekaragaman hayati. Selain itu,
orientasi pembangunan yang masih cenderung ke daratan dan belum
sepenuhnya berorientasi ke lautan menyebabkan potensi laut seolah masih
sekedar kekayaan bangsa yang terpendam dan belum mampu
mensejahterakan masyarakatnya.

         Konsep Negara Kepulauan (Nusantara) memberikan kita anugerah
yang luar biasa. Hal ini merupakan salah satu konsep Wawasan Nusantara
yang diperjuangkan melalui Deklarasi Djuanda. Indonesia tidak hanya
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan negara yang memiliki
garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, tetapi juga negara
dengan 2/3 wilayahnya merupakan wilayah perairan. Wilayah perairan
Indonesia mengandung keanekaragaman sumber daya laut yang potensial,
baik hayati dan nonhayati. Sebelum Indonesia menegara, banyak kejayaan
maritim nusantara yang tergolong spektakuler berkaitan dengan
perdagangan dan transportasi, seperti pada jaman kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. Sejalan dengan itu bangsa-bangsa Eropa melakukan
imperialisme di benua-benua baru dengan memanfaatkan jalur laut yang
dipelopori Raja Portugis. Inggris, Portugis, Spanyol dan Belanda
merupakan Negara-negara Eropa pertama yang memanfaatkatkan
imperialisme dan kolonialisme itu. Keadaan ini berkaitan erat dengan politik
Belanda/Vereen/gde Oostindische Compagnie (VOC) untuk memegang
monopoli perdagangan rempah-rempah dan produk pertanian dengan
menguasai wilayah Indonesia. Culture Stelsel yang ditanamkan oleh
Belanda terhadap bangsa Indonesia demikian melekat sampai sekarang.
   13   14   15   16   17   18   19   20