Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

56

kehidupan antar negara di dunia. Kondisi tersebut berkorelasi
dengan bertumbuh-suburnya rasa cinta dari segenap anak bangsa
menjadi bagian integral dari negara Indonesia, sebagai wujud dari
rasa cinta tanah air, yang mendasari kesiapan dan kesanggupannya
untuk berkorban mempertahankan keutuhan dan kedaulatan wilayah
negara dari segala ancaman, yang merupakan perwujudan dari
semangat bela negara.

          Kaitan dengan itu pula, segenap warga masyarakat, memiliki
kepedulian dan daya tanggap, terhadap segala bentuk perilaku yang
dapat merugikan bagi integrasi wilayah nasional, dengan kerelaan
untuk mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada ke­
pentingan diri sendiri, kelompok dan golongan dalam sekat-sekat
primordialisme. Dengan demikian kondisi geografis wilayah terhin­
dar dari kemungkinan terjadinya kerusakan atau kehilangan bagian
dari wilayah, baik akibat pemanfaatannya secara tidak tepat atau
kurangnya perhatian seperti terjadi pada Pulau Nipah yang rusak
dan nyaris hilang akibat penambangan pasir, juga Pulau-pulau di
Kepulauan Seribu yang mengalami nasib serupa akibat abrasi,
maupun akibat tindakan pihak asing dihadapkan dengan masih
adanya klaim menyangkut batas wilayah oleh sejumlah negara
tetangga yang masih belum terselesaikan, sebagaimana terjadi
dalam kasus Pulau Sipadan dan Ligitan.

          Penyelenggaraan pengelolaan wilayah melalui pembangunan
juga mewujudkan kondisi yang mencerminkan adanya keseimbang­
an pengembangan antar kawanan yang didasarkan atas keunggul­
an komparatif masing-masing, melalui penerapan pembangunan
berbasis geografis dengan mempertimbangkan aspek keseim­
bangan ekonomi, ekologi, klimatologis dan sosiokulture Indonesia di­
jadikan sebagai landasan pijak untuk menetapkan pilihan prioritas
pembangunan pada tiap-tiap kawasan, yang sekaligus
mengembangkan keberagaman yang dimiliki sebagai modal yang
memperkuat jati diri pembangunan yang dilaksanakan. Hal tersebut
   11   12   13   14   15   16   17   18