Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
56
beras karena kebijakan politik pemerintah pusat. Paradigma
masyarakat belum berkembang ke arah yang lebih suka mencipta
atau mengembangkan kreatifitas memproduksi daripada sekedar
memakai, lebih suka membuat daripada sekedar membeli, serta
lebih suka belajar dan berkreasi daripada sekedar menggunakan
barang jadi hasil import. Hal ini menjadi peliang untuk meningkatkan
produksi pangan lokal yang memiliki daya saing yaitu inovatif,
bercitarasa global dan aman.
c) Peluang lain yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dalam
hubungannya dengan peningkatan kewaspadaan nasional
menghadapi ekspansi pangan global adalah meningkatkan kualitas
sumber daya manusia serta daya saing produk dalam negeri. Hal itu
merupakan perwujudan lain dari early warning system agar SDM kita
tidak kalah bersaing dengan SDM negara lain. Mengingat jumlah
penduduk yang besar menjadi kekuatan tersendiri bagi Indonesia
terutama untuk mengolah sumber daya alam yang tersebar di
berbagai belahan nusantara. Keberagaman suku bangsa dengan
adat istiadatnya menjadi peluang bagi munculnya potensi-potensi
pangan lokal, sebagai modal tersendiri bagi bangsa Indonesia dalam
menghadapi ekspansi pangan global. Hal tersebut sekaligus menjadi
tameng bagi bangsa Indonesia dalam mewaspadai politik asing yang
berusaha menanamkan nilai-nilai Barat pada kebudayaan kita.
b. Kendala
1) Pada Lingstra Global
a) Kewaspadaan Indonesia harus ditingkatkan terutama dalam hal
ketergantungan terhadap impor pangan, baik impor dari
perdagangan maupun hibah atau bantuan dari negara asing. Jika
tidak diwaspadai sejak awal, bisa jadi ketergantungan pangan
tersebut akan berimbas pada campur tangan negara donor terhadap
politik dan sendi-sendi berbangsa-bernegara lainnya.
b) Pembebasan tarif masuk impor pada satu sisi terlihat sebagai
strategi politik dan ekonomi yang bagus untuk menarik minat
investor asing. Di lain sisi, hal tersebut justru menjadi pisau bermata