Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14
4
Aksi-aksi ektremisme bersumber dari pemahaman agama yang
radikal. Padahal, banyak yang berkata, ektremisme tidak ada hubungannya
dengan agama tertentu. Tapi, ada yang berkesimpulan, untuk
membendung ektremisme, maka pemahaman agama yang radikal harus
dicegah atau diberantas. Sedikit banyak muncul suasana antagonis antara
pemerintah dengan sebagian umat Islam. Setidaknya, muncul situasi saling
curiga antar komunitas bangsa, bahkan sesama umat Islam pun tercipta
kondisi semacam itu. Mungkin tanpa sadar, ada yang terseret pada situasi
adu-domba satu sama lain. Saling tuding, saling cerca, dan saling benci,
terjadi hanya karena perbedaan pandangan tentang Islam, ektremisme,
demokrasi, dan sebagainya. Yang satu dituduh radikal, yang lain dituduh
antek barat. Yang satu pro-thaghut, yang lain dicap antek-teroris.
Kriteria 'Islam radikal' adalah : (1) mempunyai keyakinan ideologis
tinggi dan fanatik yang mereka perjuangkan untuk menggantikan tatanan
nilai dan sistem .yang sedang berlangsung; (2) dalam kegiatannya mereka
seringkali menggunakan aksi-aksi yang keras, bahkan tidak menutup
kemungkinan kasar terhadap kegiatan kelompok lain yang dinilai
bertentangan dengan keyakinan mereka, (3) secara sosio-kultural dan
sosio-religius, kelompok radikal mempunyai ikatan kelompok yang kuat dan
menampilkan ciri-ciri penampilan diri dan ritual yang khas. (4) Kelompok
'Islam radikal' seringkali bergerak secara bergerilya, walaupun banyak juga
yang bergerak secara terang-terangan.
Liberal versus ektrimis versus pemerintahan ini merupakan kata
yang sudah tidak asing didengar. Harus diakui didalam setiap agama selalu
ada kelompok yang liberal atau ekstrim, liberal dan ektrimis, sebenarnya
tidak ada yang salah karena lahir dari konteks bagaimana cara kelompok
manusia beragama berpikir, dan mengimplementasikan dalam
kehidupannya. Liberal dikenal lebih toleran, sehingga mereka lebih bisa
menerima cara pandang yang berbeda dari pandangan atau iman mereka
sementara ektrimis lebih kritis sehingga berkesan lebih intoleran atau
menolak perbedaan sementara sebenarnya ingin lebih menjalankan ajaran
agama yang lebih murni, mengapa terjadi sebuah evolusi yang
menyebabkan pandangan bahwa ektrimis selalu menjadi penyebab