Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
71
kejahatan. Meskipun tindak kejahatan termasuk dalam kegiatan
ekstremisme namun terdapat beberapa perbedaan yang harus
diperhitungkan dalam pelaksanaan pengamanan fisik, ekstremisme
biasanya lebih terorganisir, terlatih dan lebih memiliki motivasi dibanding
kriminal biasa. Sesuai dengan paparan diatas setidaknya ada harapan
yang akan tercermin masa yang akan datang dalam menghadapi
ekstremisme agama bagi aparat keamanan untuk bekal masa depan guna
terciptanya profesionalisme.
a. Mampu Mewujudkan Rehabilitasi Kualifikasi dan
Pelatihan Polisi
Upaya ini dilakukan sebagai tindakan implementasi
rehabilitasi petugas polisi berada dikualifikasi yang optimal tingkat
tinggi dan kepelatihan, ekstremis berusaha menyesuaikan diri
terhadap tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan instansi
terkait dalam memerangi terorisme dan ekstremisme untuk
mengubah rencana mereka dengan menggunakan cara-cara inovatif
dan bersandar pada kompleksitas teknologi.74 Upaya ini memiliki
tantangan yar>g memerlukan pengembangan keterampilan,
meningkatkan kapasitas polisi dan penggunaan metode modern
dalam pengendalian, serta pencegahan ekstremisme yang dicapai
melalui, upgrade unsur polisi dalam hal pemilihan dan persiapan
untuk mengidentifikasi kurikulum pendidikan modern dan pelatihan
lanjutan dalam penggunaan pemantauan, respon dan deteksi
teknologi modem. Rehabilitasi semua anggota dalam kegiatan yang
mungkin terkena bahaya pemikiran menyimpang dan berbagai
sektor publik, swasta dan meningkatkan rasa aman serta
perlindungan dari penetrasi oleh para ekstremis. Mengembangkan
prosedur untuk polisi berkaitan dengan kerja investigasi untuk
membelokkan pemikiran dengan peralatan modern dan basis data
informasi.
74Fathi, Mohammed. Seminar Terorisme dan Globalisasi. Kontribusi Terhadap Lembaga
Internasional dalam Menangani Terorisme. Naif University.