Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

3

 menjadi desentralistik yang ditandai dengan otomi daerah bahkan
 pemberian otonomi khusus kepada beberapa daerah. Kekuasaan eksekutif
 dikurangi sebagai upaya untuk mencegah kesewenang-wenangan dan
 dalam rangka “balance o f power*. Secara kultur, semangat reformasi yang
 cenderung meniru demokrasi ala negara barat diperkuat pengaruh
 lingkungan global menyebabkan terjadinya perubahan sikap masyarakat
 Indonesia, berkembang euforia kebebasan yang cenderung kebablasan,
 hasilnya setelah 15 tahun reformasi tumbuh pemikiran, sikap dan perilaku
 masyarakat yang menyimpang dari jati din dan cita-cita yang dirumuskan
 oleh “founding father*

          Saat ini masyarakat, bahkan kaum intelektual dan tokoh masyarakat
 mulai menyadari bahwa bangsa Indonesia semakin kehilangan jati diri.
Namun masih takut/enggan/malu-malu berbicara tentang Pancasila karena
stigma Pancasila yang identik dengan “laber Orde Baru, sehingga jika ada
yang mengkaji dan mensosialisasikan Pancasila dianggap bagian dari Orde
Baru. Pandangan yang apriori ini melemahkan peranan ideologi Pancasila,
selanjutnya melemahkan kepercayaan rakyat terhadap ideologi negara dan
pada gilirannya akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Faktanya saat ini nasionalisme bangsa rapuh, patriotisme dan jati diri
makin memudar.

         Atas dasar fakta sejarah bahwa Pancasila berasal dari nilai-nilai
kearifan lokal dan hakekat desentralisasi yang memberikan kewenangan
lebih banyak kepada pemerintahan di daerah serta dengan
mempertimbangkan aspek psikologis atas stigma Pancasila yang identik
dengan orde Baru, maka alangkah bijaknya apabila implementasi nilai-nilai
Pancasila dilaksanakan dengan cara memberdayakan nilai-nilai kearifan
lokal. Mengingat nilai-nilai yg terkandung dalam Pancasila digali dari nilai-
nilai kearifan lokal maka sangat tepat jika pemerintah Indonesia dari pusat
sampai daerah berupaya untuk lebih giat menggali, memberdayakan dan
mengimplementasikan nilai-nilai kearifan lokal, sebagai nilai dasar,
dikembangkan menjadi nilai instrumen dan nilai praksis sehingga selalu
“up to date" untuk menjawab perkembangan jaman. Namun yang menjadi
   1   2   3   4   5   6   7   8