Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
4
tantangan adalah nilai-nilai kearifan lokal pun saat ini kurang terberdayakan
karena nilai-nilai itu sendiri kurang kreatif digali, dihayati dan diamalkan
padahal lembaga adat ada di setiap daerah. Disisi lain jati diri bangsa juga
pudar, terbukti ketika berbicara nilai/budaya lokal dianggap ujadul/kunon.
Persoalan lain adalah lemahnya keteladanan para tokoh, baik tokoh formal
seperti elit pemerintah dan elit politik, tokoh non-formal maupun tokoh inĀ
formal menjadi persoalan tersendiri. Selain itu sumber daya (sdm, sarpras,
anggaran) juga kurang mendukung pemberdayaan nilai-nilai kearifan lokal.
Dengan demikian revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal merupakan jawaban
atas persoalan-persoalan diatas, sehingga jika upaya untuk merevitalisasi
itu berhasil maka akan memberikan kontribusi positif terhadap menguatnya
identitas nasional yang pada gilirannya akan memperkuat ketahanan
nasional.
Indonesia kaya dengan keanekaragaman kearifan lokal yang sampai
sekarang terus menjadi panutan dalam perilaku kehidupan, misalnya di
Kotapraja Palangka Raya mempunyai m o tto : Isen Mulang (Pantang
Mundur, Tak Pulang Jika Tak Menang), Kabhanti gambusu dari etnis Muna,
artinya tidak hanya hadir untuk tujuan seni, tetapi juga dapat melahirkan
etos kerja, demokrasi, persaudaraan, hubungan dengan negeri lain,
ketaatan di bidang hukum, agama, serta berbagai unsur pendidikan yang
lain.4 DI Padang, Sumatera Barat terkenal motto: Dimana bumi dipijak disitu
langit dijunjung, Di Riau terkenal pantun: Tuah sakti hamba negeri, Patah
tumbuh hilang berganti, Esa hilang dua terbilang, Tak melayu hilang di
bumi (Laksamana Hang Tuah). Di Manado Sulut terdapat Motto: Si Tou Ti
Mou Tu Mou Tou (Dr Samratulangi) yang artinya orang hidup untuk
menghidupkan orang lain, hakekatnya kita hidup harus saling tolong
menolong. Di Makassar Sulsel ada : Sipakatau, Sipakainga dan
Sipakalebbi, artinya saling menghargai, saling memuliakan dan saling
mengingatkan. Di Jawa Tengah terdapat wejangan Raden Mas Panji
Sosrokartono yaitu Nglurug tanpa bala, Menang tanpa ngasorake. Di Jawa
Barat ada Saling asah, Saling asih dan Saling asuh; dan masih banyak lagi.
http://arifpemimpi.blogspotcom/2011/09/info-membangun-karakter-bangsa-melalui.html