Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7

Pemilu/Pilpres/Pemilukada   sebagai  mekanisme  seleksi
pemimpin tingkat nasional;

5) Upaya pemanfaatan dan pengelolaan keunggulan
geografis, dan SKA masih terkendala oleh birokrasi yang
panjang, biaya ekonomi tinggi, dan pergantian kepemimpinan
nasional dan lokal yang masih rawan konflik, kebijakan-
kebijakan yang masih top-down dan bias kepentingan,
kekuasaan dan modal asing, dan minimnya SDM dan alutsista
pertahanan dan keamanan;

6) Proses demokratisasi dan good governance masih
mendapat hambatan oleh instabilitas politik dan keamanan
dalam negeri yang masih diwarnai konflik kesukuan, konflik antar
instansi pemerintah, dan ego antar sektor, maupun sifat
kedaerahan;

7) Program OKPPD yang belum terlaksana secara optimal,
karena belum diikuti oleh seluruh peserta yang seharusnya
mendapatkan pembekalan, dan belum menyentuh para anggota
legislatif terpilih;

8) Reformasi melalui Otda telah memunculkan sentimen
kedaerahan, yang bernuansa primordial dan cenderung
chauvinis, yang terjadi karena kuatnya tekanan centralistik Orde
Baru yang mengekang “integrasi palsu”, yang menekan daerah
serta mengekspolitasinya. Centralistik kekuasaan tersebut
akhirnya melahirkan perlawanan yang justru kemudian tampil
sebagai bentuk ketidakpatuhan lokal yang cenderung bersifat
chauvinis, dan ego kedaerahan. Chauvinisme sebagai bentuk

63
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12