Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

42

        Dalam laporan tahunan International Energy Agency (IEA), yaitu
sebuah badan di bawah naungan kelompok negara OECD (Organization
for Economic Cooperation and Development), yang bertajuk World Energy
Outlook 2008 (WEO 2008),38 konsumsi tahunan energi primer dunia pada
tahun 2008 berada di level 12.000 MTOE (million ton of oil equivalent / juta
ton setara minyak). Sebagai perbandingan konsumsi energi tahunan
Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 127 MTOE atau sekitar 1%
dari total konsumsi energi dunia. Konsumsi energi ini meliputi minyak, batu
bara, gas, biomassa, nuklir, hidro, dan energi terbarukan lainnya Bila
diproyeksikan ke depan, konsumsi tahunan energi dunia di tahun 2030
diprediksi berada di level 17.000 MTOE. Angka prediksi ini sudah
mengakomodir skenario berbagai kebijakan/policies yang sudah dibuat dan
diimplementasikan berbagai negara di dunia sampai tahun 2008. Dalam
pengertian, jika setelah tahun 2008 tidak ada lagi kebijakan baru yang bisa
men-trigger upaya peghematan dan diversifikasi energi lebih lanjut, maka
angka ramalan konsumsi energi dunia di tahun 2030 tersebut sangat besar
kemungkinan bisa terjadi.

        Pertambahan konsumsi energi dunia dalam 20 tahun ke depan
didominasi oleh negara-negara non-OECD yang nota bene merupakan
negara-negara berkembang di Timur Tengah, Afrika, Eropa Timur
(Eurasia), Amerika Latin, dan negara-negara Asia lainnya termasuk
Indonesia, serta dua negara yang diprediksi bakal menjadi raksasa
ekonomi dunia, yaitu China dan India. Hal ini bisa difahami karena
sebagian besar negara-negara non-OECD ini sedang mengalami proses
industrialisasi dan sedang dalam proses meningkatkan taraf hidup
warganya, sehingga diperlukan tambahan pasokan energi yang lebih
banyak dari tahun ke tahun untuk mencukupi kebutuhan energinya hingga
sampai mencapai titik kesetimbangan tertentu. Separuh dari pertambahan
permintaan energi dunia dalam dua dasawarsa mendatang akan dipakai
untuk memenuhi pertumbuhan konsumsi energi di China dan India.

       Di sisi lain, negara-negara OECD menunjukkan penambahan
kebutuhan energi yang jauh lebih kecil dibandingkan negara-negara non-

38 http://www.appi-online.or.id/informasi/berita-a-artikel/73-kebutuhan-energi-dunia
   11   12   13   14   15   16   17